WHO: Kasus COVID-19 Global Menurun, Masih Dipantau Munculnya Varian Baru
JENEWA, SATUHARAPAN.COM-Jumlah kasus virus corona yang dilaporkan secara global telah turun selama dua pekan berturut-turut dan kematian akibat COVID-19 yang dikonfirmasi juga turun pekan lalu, menurut laporan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) yang dikeluarkan Rabu (6/4).
Dalam laporan pandemi terbaru, WHO mengatakan sembilan juta kasus dilaporkan, penurunan mingguan 16%, dan lebih dari 26.000 kematian baru akibat COVID-19. Badan kesehatan PBB mengatakan infeksi virus Corona yang dikonfirmasi turun di semua wilayah di dunia.
Namun, ia memperingatkan bahwa jumlah yang dilaporkan membawa ketidakpastian yang cukup besar karena banyak negara telah menghentikan pengujian luas untuk virus corona, yang berarti bahwa banyak kasus kemungkinan tidak terdeteksi.
WHO mengatakan pihaknya juga melacak varian Omicron yang merupakan rekombinasi dari dua versi: BA.1 dan BA.2, yang pertama kali terdeteksi di Inggris pada bulan Januari. WHO mengatakan perkiraan awal menunjukkan Omicron rekombinasi bisa menjadi sekitar 10% lebih menular daripada mutasi sebelumnya, tetapi bukti lebih lanjut diperlukan.
Badan tersebut terus memperingatkan negara-negara untuk tidak menurunkan protokol COVID-19 mereka terlalu cepat dan memperkirakan bahwa varian di masa depan dapat menyebar dengan mudah jika sistem pengawasan dan pengujian ditangguhkan.
Pekan lalu, Inggris mengatakan COVID-19 telah mencapai tingkat rekor di seluruh negeri, dengan statistik pemerintah memperkirakan bahwa sekitar satu dari 13 orang terinfeksi. Angka-angka itu muncul pada hari yang sama ketika pemerintah Inggris meninggalkan program pengujian gratisnya.
Sementara itu, pihak berwenang China melakukan lebih banyak pengujian massal pekan ini di seluruh Shanghai, yang tetap terkunci setelah lonjakan infeksi lainnya; kota ini telah mencatat lebih dari 90.000 kasus tetapi tidak ada kematian selama pandemi.
Terlepas dari meningkatnya frustrasi dan kekhawatiran publik tentang dampak ekonomi, China mengatakan pihaknya tetap berpegang pada pendekatan garis keras “tanpa toleransi” yang mewajibkan penguncian, pengujian massal dan isolasi wajib dari semua kasus yang dicurigai dan kontak dekat. Menyusul kegemparan publik, otoritas Shanghai mengatakan pada hari Rabu bahwa mereka akan mengizinkan setidaknya beberapa orang tua untuk tinggal dengan anak-anak yang terinfeksi COVID-19, membuat pengecualian untuk kebijakan mengisolasi siapa pun yang dites positif. (AP)
Editor : Sabar Subekti
AS Laporkan Kasus Flu Burung Parah Pertama pada Manusia
NEW YORK, SATUHARAPAN.COM-Seorang pria di Louisiana, Amerika Serikat, menderita penyakit parah perta...