WHO: Negara-negara Harus Siap Identifikasi Cepat COVID-19 Saat Longgarkan Pembatasan
JENEWA, SATUHARAPAN.COM - Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) pada Jumat (8/5) mengatakan bahwa negara-negara yang mencabut pembatasan dan membuka perekonomian mereka harus siap untuk mengidentifikasi kasus COVID-19 dengan cepat jika muncul kembali.
"Saya kira kita akan berada dalam situasi di mana kita mungkin perlu mencabut beberapa langkah-langkah ini namun siap untuk dengan cepat mengidentifikasi kasus-kasus itu," kata Dr Maria Van Kerkhove, pemimpin teknis respons COVID-19 di Program Darurat Kesehatan WHO, dalam konferensi pers hari Jumat (8/5).
"Mungkin ada semacam 'penyesuaian' untuk beberapa waktu ketika kita mencoba untuk bekerja dengan sungguh-sungguh dan menekan virus ini di seluruh dunia," imbuhnya.
Dia mengatakan sejumlah negara membuka perekonomian mereka setelah menunjukkan mampu menekan penularan. "Negara-negara yang lebih jauh dalam hal ini adalah negara-negara di seluruh Asia, dan kami melihat negara-negara seperti China, Jepang, Korea Selatan, Singapura telah mencabut beberapa langkah-langkah kesehatan masyarakat dan sosial ini secara perlahan dan terkendali."
"Kami belajar dari negara-negara tersebut yang membuka kembali perekonomian mereka secara perlahan," tuturnya.
"Di Jepang dan di Singapura misalnya, mereka telah menganalisis wabah yang terjadi dalam situasi tertentu. Singapura saat ini tengah mengatasi wabah di wisma untuk warga asing dan hunian tempat orang-orang tinggal saling berdekatan," katanya, seraya menambahkan bahwa Singapura telah menunjukkan bagaimana mereka berusaha menemukan semua kasus itu dan menekan penyebarannya bahkan dalam situasi tertutup.
Menurut Kerkhove, negara-negara meningkatkan sistem mereka untuk mengidentifikasi virus dan orang yang terinfeksi melalui peningkatan kapasitas pada tes dan pelacakan kontak. Sementara itu, negara-negara ini juga memastikan ketersediaan ranjang rumah sakit untuk merawat pasien.
"Jadi yang kami lihat adalah, meskipun mereka mencabut beberapa kebijakan (pembatasan) ini, mereka dengan cepat bekerja untuk menemukan kasus, jika kasus tersebut muncul kembali, sehingga mereka dapat berupaya untuk menekan penularan kembali," jelasnya. (who.int)
Lima Pimpinan Baru KPK Jalani Proses Induksi
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Lima pimpinan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) periode 2024-2029 hari i...