Loading...
SAINS
Penulis: Sabar Subekti 10:17 WIB | Rabu, 04 Mei 2022

WHO: Obesitas di Eropa Mencapai Proporsi Epidemi

Obesitas tertinggi di Turki, Malta, Israel dan Inggris, dan setiap tahun satu juta kematian terkait obesitas.
Seseorang sedang makan di London, Inggris. Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengatakan jumlah orang gemuk di Eropa telah mencapai "proporsi epidemi," dengan hampir 60% orang dewasa dan sepertiga anak-anak memiliki berat badan berlebih atau obesitas. (Foto: dok. AP/Kirsty Wigglesworth)

LONDON, SATUHARAPAN.COM-Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengatakan tingkat orang yang mengalami obesitas dan kelebihan berat badan di Eropa telah mencapai "proporsi epidemi," dengan hampir 60% orang dewasa dan sepertiga anak-anak termasuk dalam salah satu kategori tersebut.

Dalam sebuah laporan yang dikeluarkan hari Selasa (3/5), kantor badan kesehatan PBB (WHO) Eropa mengatakan prevalensi obesitas di kalangan orang dewasa lebih tinggi di seluruh benua daripada wilayah dunia lainnya, kecuali Amerika.

“Yang mengkhawatirkan, ada peningkatan konsisten dalam prevalensi kelebihan berat badan dan obesitas di wilayah WHO Eropa dan tidak ada negara anggota yang berada di jalur yang tepat untuk mencapai target menghentikan peningkatan obesitas pada tahun 2025,” kata laporan itu.

 Di antara negara-negara yang diperhitungkan di kawasan Eropa, WHO mengatakan tingkat obesitas tertinggi terlihat di Turki, Malta, Israel dan Inggris.

WHO mengatakan kelebihan berat badan atau obesitas adalah salah satu penyebab utama kematian di kawasan itu dan bertanggung jawab atas lebih dari satu juta kematian setiap tahun.

Para ilmuwan telah lama memperingatkan bahwa berat badan secara signifikan meningkatkan risiko berbagai penyakit, termasuk kondisi pernapasan, diabetes, dan setidaknya 13 jenis kanker. Ini juga merupakan faktor risiko utama kecacatan.

“Selama pandemi COVID-19, kami mengalami dampak sebenarnya dari epidemi obesitas,” tulis direktur WHO Eropa, Dr. Hans Kluge, dalam laporan tersebut. Dia mencatat bahwa orang gemuk "lebih mungkin mengalami hasil yang parah dari spektrum penyakit COVID-19, termasuk penerimaan unit perawatan intensif dan kematian."

Kluge juga mengatakan bahwa intervensi COVID-19 seperti penutupan sekolah dan penguncian sering meningkatkan risiko kenaikan berat badan ketika orang beralih ke diet yang tidak sehat dan dipaksa untuk tidak bergerak.

WHO menyerukan negara-negara untuk mengadopsi kebijakan untuk meningkatkan "faktor lingkungan" terkait dengan obesitas, termasuk pajak minuman manis, membatasi pemasaran makanan tidak sehat untuk anak-anak dan upaya untuk meningkatkan aktivitas fisik.

Di AS, Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) mengatakan sekitar 74% orang Amerika di atas usia 20 mengalami obesitas atau kelebihan berat badan. (AP)

Editor : Sabar Subekti


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home