WHO Optimistis Uji Coba Vaksin Ebola Sukses
PARIS, SATUHARAPAN.COM – Jean Marie Okwo Bele, Deputi Penanganan vaksin dan imunisasi dari Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengungkapkan optimisme bahwa rencana membuat vaksin penangkal Ebola akan tersedia secara komersial.
“Kami berpikir bahwa jika kami (WHO) mulai riset pada September, maka kita akan bisa menyebarkan vaksin itu pada akhir tahun ke sejumlah negara terpapar virus,” kata Jean Marie Okwo Bele kepada radio Prancis sebagaimana diberitakan France24, Sabtu (9/8).
Data WHO menyebut saat ini pihaknya mewacanakan melakukan uji klinis vaksin pencegahan untuk virus Ebola. WHO melakukan kerja sama dengan perusahaan farmasi asal Inggris, GlaxoSmithKline.
“Kemungkinan bulan depan kita akan uji, tetapi vaksin baru akan tersedia pada 2015, ini adalah keadaan darurat, kita bisa meletakkan prosedur darurat di tempat ... sehingga kita bisa memiliki vaksin yang tersedia pada tahun 2015,” lanjut Okwo Bele.
“Uji klinis pertama bertempat di Amerika Serikat. Selanjutnya tentu saja di negara-negara Afrika yang memiliki catatan terbanyak kasus terpapar Ebola,” lanjut Okwo Bale.
Akan tetapi WHO belum berani merilis tanggap pasti obat atau vaksin sebagai penangkal virus mematikan tersebut akan digunakan. Ebola memiliki ciri-ciri yang dapat terlihat secara kasat mata yakni demam parah dan, dalam kasus-kasus terburuk, perdarahan tak terbendung di berbagai bagian tubuh.
Menurut pemberitaan satuharapan.com pada Kamis (7/8) menyebut Presiden Liberia, Ellen Johnson Sirleaf mengumumkan bahwa negara dalam keadaan darurat kesehatan akibat Ebola. Sirleaef mengingatkan negara memerlukan langkah-langkah penanganan luar biasa.
Sirleaf mengatakan keadaan darurat negara ini akan diberlakukan minimum selama 90 hari. Menurut data WHO pada Rabu (6/8) mengatakan jumlah korban meninggal wabah Ebola di dunia meningkat menjadi 932 jiwa dimana 45 pasien meninggal pada periode antara Sabtu (2/8) hingga Senin (4/8) lalu.
Jumlah tersebut diduga, kemungkinan atau kasus yang dikonfirmasi naik lebih 108 pada periode yang sama menjadi 1.711. Kematian baru dilaporkan, sebanyak 27 orang di Liberia, yang telah memiliki 516 kasus dan 282 kematian akibat penyakit ini sejak wabah dimulai Februari.
Pemandangan menyedihkan terjadi pada pekan ini di Liberia karena banyak dijumpai di sudut-sudut kota Monrovia, ibu kota Liberia bahwa warga membiarkan banyak jenazah terbaring di jalanan. Daily Mail mengabarkan bahwa jenazah yang diduga kuat meninggal akibat Ebola dibiarkan membusuk di pinggir jalan.
Warga takut apabila menolong atau memakamkan korban Ebola, maka selanjutnya orang yang membantu proses penguburan tersebut akan terpapar Ebola. (france24.com/AFP/dailymail.co.uk).
Editor : Yan Chrisna Dwi Atmaja
Korban Pelecehan Desak Vatikan Globalkan Kebijakan Tanpa Tol...
ROMA, SATUHARAPAN.COM-Korban pelecehan seksual oleh pastor Katolik mendesak Vatikan pada hari Senin ...