WHO Peringatkan Risiko Diberlakukannya Kembali Lockdown jika Transisi Tak Mulus
JENEWA, SATUHARAPAN.COM – Dengan semakin banyaknya negara yang mempertimbangkan cara untuk melonggarkan apa yang disebut pembatasan karantina wilayah (lockdown), Direktur Jenderal Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) Tedros Adhanom Ghebreyesus pada Rabu (6/5), memperingatkan bahwa langkah-langkah itu harus dilakukan dengan sangat hati-hati.
"Risiko diberlakukannya kembali lockdown masih sangat nyata jika negara-negara tidak menangani masa transisi dengan sangat hati-hati dan dengan pendekatan bertahap," katanya pada konferensi pers daring (online) dari Jenewa.
Dia menegaskan kembali enam kriteria yang direkomendasikan WHO untuk dipertimbangkan sejumlah negara, termasuk pengawasan yang ketat, mengisolasi, menguji dan menangani setiap kasus serta melacak setiap kontak, langkah pencegahan yang memadai di tempat kerja dan sekolah, juga kerja sama penuh dari masyarakat dalam "norma baru" setelah lockdown.
Menurut kepala WHO itu, hingga kini organisasi yang dipimpinnya menerima laporan lebih dari 3,5 juta kasus COVID-19 dan hampir 250.000 kematian, dan sejak awal April, rata-rata sekitar 80.000 kasus baru dilaporkan setiap hari.
"Ini bukan sekadar angka, setiap kasus adalah ibu, ayah, putra, putri, saudara laki-laki, saudara perempuan atau teman," kata Tedros. (Xinhua/Ant)
Beijing Buka Dua Mausoleum Kaisar Dinasti Ming untuk Umum
BEIJING, SATUHARAPAN.COM - Dua mausoleum kaisar di Beijing baru-baru ini dibuka untuk umum, sehingga...