WHO Prihatin Penyebaran COVID-19 Tanpa Hubungan Epidemiologis Yang Jelas
VIENA, SATUHARAPAN.COM-Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyatakan prihatin dengan perkembangan wabah virus corona yang dinamai COVID-19. Hal ini bukan saja karena jumlah kasus terinfeksi virus corona baru itu terus bertambah, tetapi terutama penyebaran virus tanpa hubungan epidemiologis yang jelas.
Kasus-kasus yang ilaporkan termasuk yang tidak ada tautan yang jelas, termasuk yang tidak memiliki riwayat perjalanan ke China atau kontak dengan orang yang dikonfirmasi terinfeksi, kata Dirjen WHO, Tedros Adhanom Ghebreyesus, di akun Twitter yang dikutip Reuters.
Meskipun jumlah total kasus terinfeksi di luar China masih relatif kecil, katanya, hal itu menimbulkan keprihatinan, katanya hari Sabtu (22/2).
Menurut laporan, penyakit ini tetap ringan pada sekitar 80 persen pasien terinfeksi virus corona. Mereka yang mengalami sakit parah atau kritis mencakup sekitar 20 persen pasien, katanya. Sekitar dua persen dari kasus yang dilaporkan, virus COVID-19 itu berakibat fatal.
"Kekhawatiran terbesar kami adalah potensi COVID-19 untuk terus menyebar di negara-negara yang sistem kesehatannya yang lebih lemah," katanya.
"Kami juga telah menerbitkan rencana kesiapsiagaan dan respons strategis, dengan seruan untuk dana sebesar US$ 675 juta untuk mendukung negara-negara, terutama yang paling rentan."
Seperti diberitakan sebelumnya bahwa ada temuan orang terinfeksi virus COVID-19 yang baru menunjukkan gejala setelah 27 hari, bukan 14 hari seperti diberitakan sebelumnya. Dan juga berita bahwa orang yang terinfeksi vius dengan tidak menunjukkan gejala, namun mampu menulari orang lain.
Temuan tersebut menimbulkan kekhawatiran, karena tidak memiliki hubungan epidemiologi yang jelas, ada konsekuensi bahwa pencegahan penyebaran virus ini akan menjadi tantangan yang berat.
Editor : Sabar Subekti
AS Laporkan Kasus Flu Burung Parah Pertama pada Manusia
NEW YORK, SATUHARAPAN.COM-Seorang pria di Louisiana, Amerika Serikat, menderita penyakit parah perta...