WHO: Sangat Mungkin Dua Juta Orang Meninggal Akibat COVID-19
Dalam sembilan bulan COVID-19 telah membunuh lebih dari 980.000 orang di dunia.
JENEWA, SATUHARAPAN.COM-Dua juta orang diperkirakan akan menjadi korban meninggal karena COVID-19, jika tidak ada tindakan global yang terus-menerus untuk memerangi penyakit itu, kata Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), hari Jumat (25/9).
Hal itu "sangat mungkin" ketika satu juta korban tewas dalam pandemi yang melonjak di seluruh planet ini. WHO mengatakan prospek satu juta kematian lagi tidak terbayangkan, jika negara dan individu tidak bersatu untuk mengatasi krisis.
“Satu juta adalah angka yang mengerikan dan kita perlu merenungkannya sebelum kita mulai mempertimbangkan satu juta kedua,” kata Direktur Darurat WHO, Michael Ryan, pada konferensi pers virtual, ketika ditanya apakah tidak terpikirkan bahwa dua juta orang bisa meninggal akibat pandemi.
Namun dia menambahkan: “Apakah kita siap secara kolektif untuk melakukan apa yang diperlukan untuk menghindari angka itu? Jika kita tidak mengambil tindakan itu... ya, kita akan melihat angka itu dan sayangnya jauh lebih tinggi.”
“Kecuali kita melakukan semuanya, angka-angka yang Anda bicarakan tidak hanya bisa dibayangkan, tetapi sayangnya, dan sayangnya, sangat mungkin.”
Virus corona baru telah menewaskan sedikitnya 984.068 orang sejak wabah muncul di China Desember lalu, menurut penghitungan dari sumber resmi yang dikumpulkan oleh AFP pada pada hari Jumat. Hampir 32,3 juta kasus terinfeksi virus telah dilaporkan.
Ryan merefleksikan tantangan ke depan dalam mendanai, memproduksi dan mendistribusikan vaksin untuk melawan COVID-19. “Jika kita melihat kehilangan satu juta orang dalam sembilan bulan dan kemudian kita hanya melihat kenyataan mendapatkan vaksin di luar sana dalam sembilan bulan ke depan, itu adalah tugas besar bagi semua orang yang terlibat,” katanya. (AFP)
Editor : Sabar Subekti
Bebras PENABUR Challenge : Asah Kemampuan Computational Thin...
Jakarta, satuharapan.com, Dunia yang berkembang begitu cepat memiliki tantangan baru bagi generasi m...