WHO: Situasi Pandemi Memburuk Secara Global
JENEWA, SATUHARAPAN.COM-Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengatakan bahwa pandemi virus corona memburuk secara global, dan di Amerika Tengah belum mencapai puncaknya. Organisasi itu medesak negara-negara untuk terus mencegh penularan.
Lebih dari 136.000 kasus baru dilaporkan di seluruh dunia pada hari Minggu (7/6). Itu adalah kasus paling banyak dalam satu hari sejauh ini, kata Direktur Jenderal WHO, Tedros Adhanom Ghebreyesus, hari Senin (8/6).
"Lebih dari enam bulan menjadi pandemi, ini bukan saatnya bagi negara mana pun untuk melepaskan diri," katanya dalam briefing online. Sementara pakar kedaruratan WHO, Dr Mike Ryan, mengatakan, perlunya fokus pada mencegah puncak kedua."
Ryan mengatakan, infeksi di negara-negara Amerika tengah, termasuk Guatemala, masih bertambah, dan itu adalah epidemi "kompleks". "Saya pikir ini adalah saat yang sangat memprihatinkan," katanya.
Brasil Menjadi Hotspot
Brasil sekarang menjadi salah satu hospot pandemi, dengan jumlah kasus terkonfirmasi kedua tertinggi, di belakang Amerika Serikat, dan jumlah kematian pada pekan lalu melampaui Italia.
Setelah mengeluarkan angka kumulatif untuk kematian akibat virus korona di Brasil dari situs web nasional, Departemen Kesehatan menebarkan kebingungan dan kontroversi lebih lanjut dengan merilis dua set angka yang saling bertentangan untuk penghitungan terbaru kasus infeksi dan kematian.
Ryan mengatakan data Brasil telah "sangat rinci" sejauh ini, tetapi menekankan pentingnya bagi Brasil untuk memahami di mana virus itu dan bagaimana mengelola risiko. WHO berharap komunikasi akan "konsisten dan transparan".
Maria van Kerkhove, ahli epidemiologi WHO, mengatakan bahwa "pendekatan komprehensif" sangat penting untuk Amerika Selatan.
Lebih dari tujuh juta orang telah dilaporkan terinfeksi virus corona secara global dan lebih dari 400.000 telah meninggal. "Ini masih jauh dari selesai," kata van Kerkhove.
Soal Kerja Sama dengan AS
Setidaknya setengah dari kasus virus corona baru yang ditemukan di Singapura tidak menunjukkan gejala, kata ketua gugus tugas pemerintah, hari Senin, yang memperkuat keputusan negara kota itu untuk mengurangi pembatasan penguncian secara bertahap.
Van Kerkhove mengatakan bahwa banyak negara yang melacak kontak telah mengidentifikasi kasus tanpa gejala, tetapi tidak menemukan bahwa mereka menyebabkan penyebaran virus lebih lanjut. Dan itu sangat jarang terjadi.
Tentang kerja sama teknis dengan Amerika Serikat, setelah pengumuman Presiden Donald Trump 10 hari yang lalu bahwa negara itu 'mengakhiri' hubungannya dengan WHO, Ryan mengatakan WHO sangat bergantung pada para ahli dari Pusat Pengendalian Penyakit (CDC) dan Institut Kesehatan Nasional AS. "Kami akan terus melakukan itu sampai kami diinstruksikan atau diinformasikan," tambahnya. (Reuters)
Editor : Sabar Subekti
Kremlin: AS Izinkan Ukraina Gunakan Senjata Serang Rusia Mem...
MOSKOW, SATUHARAPAN.COM-Kremlin mengatakan pada hari Senin ( 18/11) bahwa pemerintahan Presiden Amer...