Wilayah Indonesia Dominan Bebas Malaria
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM – Sebagian besar warga Indonesia telah bermukim di wilayah bebas malaria. Hal itu terlaksana berkat upaya pemerintah dengan berbagai sektor, di antaranya melalui kerja sama pemerintah dan program-program percepatan eliminasi malaria, sejalan dengan Badan Kesehatan Dunia dalam mempromosikan Hari Malaria Dunia tahun 2018, dengan tema Ready to Beat Malaria. Tema ini menggarisbawahi energi dan komitmen kolektif komunitas malaria global, dalam menyatukan tujuan bersama dunia yang bebas malaria.
Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tular Vektor dan Zoonotik dr Elizabeth Jane Soepardi mengatakan, 72 persen penduduk Indonesia tinggal di daerah bebas malaria. Namun, masih terdapat 10,7 juta penduduk yang tinggal di daerah endemis menengah dan tinggi malaria.
''Tingkat penularan di kabupaten/kota di Indonesia sebagian besar sudah rendah bahkan bebas. Sementara kabupaten/kota yang tinggi tingkat penularannya berada di kawasan timur Indonesia yaitu sebanyak 39 kabupaten/kota,'' kata dr Jane pada Temu Media Hari Malaria Sedunia, Senin (23/4) di Ruang Pers Naranta, Kementerian Kesehatan, seperti dilansir situs depkes.go.id.
Situasi malaria di Indonesia pada 2017, dari jumlah 514 kabupaten/kota di Indonesia, 266 (52 persen) di antaranya wilayah bebas malaria, 172 kabupaten/kota (33 persen) endemis rendah, 37 kabupaten/kota (7 persen) endemis menengah, dan 39 kabupaten/kota (8 persen) endemis tinggi.
Sementara itu, target wilayah eliminasi malaria dari tahun ke tahun terus bertambah. Pada 2016 pemerintah berhasil mengeliminasi malaria di 247 kabupaten/kota, 2017 sebanyak 266 kabupaten/kota, dan tahun ini ditargetkan 285 kabupaten/kota.
Wilayah endemis tinggi malaria tersebut berada di Papua, Papua Barat, dan NTT. Percepatan mencapai bebas malaria perlu dilakukan di provinsi tersebut.
Hal ini merupakan tantangan dalam eliminasi malaria, sehingga perlu dilakukan strategi percepatan eliminasi malaria melalui pengintensifkan penyemprotan rumah secara selektif, meningkatkan perlindungan kelompok rentan malaria (ibu hamil dan balita) integrasi dengan program KIA, imunisasi dan Manajemen Terpadu Balita Sakit (MTBS), meningkatkan cakupan deteksi dini dan pengobatan yang tepat, serta meningkatkan kesadaran dan pengetahuan masyarakat untuk melakukan upaya pencegahan.
Selain itu, pemerintah mengupayakan pencegahan malaria melalui pekan kelambu massal dan pemantauan penggunaannya. Secara nasional, jumlah kelambu yang didistribusikan untuk seluruh Indonesia sejak tahun 2004 sampai 2017 sebanyak 27,6 juta kelambu.
Pada 2017, sejumlah 3.984.224 kelambu telah didisitribusikan dalam pekan kelambu massal di 166 kabupaten/kota dan 20 provinsi di Indonesia.
Upaya lainnya berupa pelatihan tenaga malaria, yakni dokter, perawat, analis, kader, petugas surveilans, etomolog, dan penyediaan obat antimalaria dihydroartemisinin.
''Secara umum upaya yang efektif adalah tidur menggunakan kelambu, penyemprotan dinding rumah dan menggunakan repellent. Sementara yang lain adalah dengan manajemen lingkungan, termasuk menebarkan ikan pemakan jentik, seperti ikan mujair dan cupang,'' kata dr Jane.
Editor : Sotyati
Bebras PENABUR Challenge : Asah Kemampuan Computational Thin...
Jakarta, satuharapan.com, Dunia yang berkembang begitu cepat memiliki tantangan baru bagi generasi m...