World Hepatitis Summit I, Momentum Menghapuskan Virus Hepatitis
GLASGOW, SATUHARAPAN.COM – World Hepatitis Summit I telah diselenggarakan pada Rabu (2/11), dan dihadiri oleh delegasi dari lebih dari 60 negara dunia, yang terdiri atas pejabat departemen kesehatan, kelompok pasien dan organisasi masyarakat sipil di Glasgow, Skotlandia.
World Hepatitis Summit I bertujuan untuk mengendalikan virus hepatitis melalui upaya global untuk memperluas akses ke langkah-langkah untuk menyelamatkan jiwa, Peserta akan diminta untuk mendukung "Deklarasi Glasgow" dan bekerja sama menuju penghapusan hepatitis B dan C. Kami berharap bahwa ini adalah awal dari akhir penyakit ini.
Peserta pada World Hepatitis Summit I, mendesak negara-negara untuk mengembangkan program nasional, yang pada akhirnya dapat menghapuskan virus hepatitis yang menjadi masalah bagi kesehatan masyarakat.
"Kita tahu bagaimana mencegah virus hepatitis, kita memiliki vaksin yang aman dan efektif untuk hepatitis B, dan kami sekarang memiliki obat yang dapat menyembuhkan orang dengan hepatitis C dan mengendalikan infeksi hepatitis B," kata Dr Gottfried Hirnschall, Direktur WHO Global Hepatitis Program.
Dr Gottfried Hirnschall menambahkan, "Namun akses ke diagnosis dan pengobatan masih kurang di banyak negera di dunia. Melalui World Hepatitis Summit ini, yang menjadi momentum untuk mencegah, mendiagnosa, mengobati , yang akhirnya menghapuskan virus hepatitis.”
World Hepatitis Summit I, yang disponsori oleh WHO dan World Hepatitis Alliance, di Glasgow oleh Pemerintah Skotlandia pada minggu ini, adalah pertemuan global tingkat tinggi pertama yang fokus secara khusus pada hepatitis, dan bertujuan membantu negara-negara, untuk mencegah infeksi virus hepatitis, dan bagi yang didiagnosis diberikan pengobatan.
Sekitar 400 juta orang, saat ini hidup dengan virus hepatitis, dan diperkirakan 1,45 juta jiwa setiap tahun menderita penyakit ini, dan menjadi salah satu dari penyebab utama kematian di dunia. Hepatitis B dan C bersama-sama menyebabkan sekitar 80 persen dari seluruh kematian karena kanker hati, banyak orang yang menderita penyakit hepatitis kronis, namun tidak menyadarinya.
Acara yang dihadiri oleh para pembuat kebijakan, kelompok pasien, dokter dan para pemangku kepentingan lainnya, bertujuan untuk mengeluarkan deklarasi, dan meyakinkan bahwa penghapusan virus hepatitis adalah mungkin, dan mendesak pemerintah untuk bekerja dengan WHO untuk menentukan dan menyepakati target global untuk pencegahan, diagnosis dan pengobatan.
Pada acara tersebut, WHO meluncurkan panduan baru, dan rancangan Strategi Sektor Kesehatan Dunia dalam menghadapi virus Hepatitis, dan menetapkan target untuk tahun 2030. Target pengurangan 90 persen untuk kasus baru hepatitis B dan C kronis, pengurangan sebesar 65 persen kematian karena hepatitis B dan C, dan pengobatan untuk 80 persen bagi penderita hepatitis B dan C kronis yang memenuhi syarat diobati.
Perlunya dukungan dana yang komprehensif, menjadi tantangan bagi banyak negara yang memiliki beban tinggi dari penyakit hepatitis ini. Di negara sub-Sahara Afrika dan Asia Timur antara 5-10 persen dari populasi secara kronis terinfeksi hepatitis B. Tingginya tingkat infeksi kronis juga ditemukan di Amazon dan bagian selatan Eropa timur dan tengah. Hepatitis C ditemukan di seluruh dunia. Tingkat infeksi yang tinggi di Afrika dan Asia Tengah dan Asia Timur, dan sekitar dua pertiga dari orang yang menggunakan obat terlarang melalui suntikan telah terinfeksi hepatitis C.
Beberapa negara telah mengambil tindakan untuk mengatasi virus hepatitis. Diantaranya adalah Mesir, yang telah secara substansial jumlah orang yang menerima pengobatan untuk hepatitis C dalam beberapa tahun terakhir telah meningkat, Republik Georgia, juga secara nasional menetapkan untuk menghapuskan virus hepatitis C, demikian pula dengan dan Mongolia, yang telah mengesahkan strategi yang komprehensif untuk mengendalikan virus hepatitis. (who.int)
Editor : Bayu Probo
Korban Pelecehan Desak Vatikan Globalkan Kebijakan Tanpa Tol...
ROMA, SATUHARAPAN.COM-Korban pelecehan seksual oleh pastor Katolik mendesak Vatikan pada hari Senin ...