WWF Kampanye Ajak Indonesia Bijak Gunakan Kertas
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Lembaga swadaya masyarakat World Wide Fund for Nature (WWF) mengadakan kampanye "Earth Hour" di 26 kota di Indonesia guna mengajak warga Indonesia untuk lebih bijak dalam menggunakan kertas.
"Aksi yang kami luncurkan bertujuan untuk mengajak komunitas di seluruh Indonesia beraksi dan menciptakan perubahan di tingkat lokal karena masing-masing individu sesungguhnya memiliki kekuatan untuk turut melestarikan lingkungan," kata Direktur Komunikasi dan Advokasi WWF-Indonesia Nyoman Iswarayoga, dalam siaran pers yang diterima di Jakarta, Senin (10/3).
Menurut Nyoman, aksi serentak itu menunjukkan kesadaran akan pentingnya mengurangi penggunaan kertas dan mendaur ulang sampah kertas bisa terwujud.
Ia memaparkan, penggunaan kertas merupakan bagian dari kehidupan modern dan khususnya kawasan urban perkotaan, baik itu berkaitan dengan pekerjaan maupun pendidikan. "Padahal, bahan dasar penggunaan kertas adalah pohon. Bayangkan, satu pohon bisa menghasilkan 15 rim kertas ukuran A4. Secara global, menggunakan kertas sebanyak 1 juta ton setiap harinya," katanya.
Karena itu, dia menambahkan, penggunaan kertas yang bijak seperti mengurangi penggunaan kertas dan mendaur ulang kertas merupakan bagian dari upaya pelestarian lingkungan.
Kegiatan "Earth Hour" digelar di 26 kota, yaitu Banda Aceh, Padang, Palembang, Pekanbaru, Tangerang, Jakarta, Bandung, Cimahi, Bogor, Semarang, Solo, Yogyakarta, Surabaya, Sidoarjo, Kediri, Malang, Kota Batu, Mataram, Samarinda, Balikpapan, Banjarmasin, Palangkaraya, Pontianak, Makassar, Soroako, dan Palu.
Sebelumnya, WWF mengajak konsumen Indonesia untuk lebih peduli terhadap dampak berbagai produk yang dikonsumsi karena hal itu berhubungan kepada peningkatan penggunaan produksi yang lestari.
"WWF mengajak konsumen di Indonesia untuk lebih peduli dan mempertimbangkan dampak dari setiap produk yang dikonsumsinya," kata Direktur Program Sumatera dan Kalimantan WWF-Indonesia Anwar Purwoto.
Anwar memaparkan, salah satu cara yang dapat dilakukan antara lain dengan mulai memilih, membeli dan menggunakan produk-produk kayu dan turunannya seperti kertas dan tisu, yang diproduksi secara lestari.
Ia menjelaskan, produk yang diproduksi secara lestari adalah dengan menggunakan produk dari pengelolaan hutan yang tersertifikasi seperti FSC ("Forest Stewardship Council").
Dia menambahkan, label sertifikasi dinilai dapat membantu konsumen untuk mengenali bahwa produk yang dikonsumsinya berasal dari hutan yang dikelola secara ramah lingkungan dan memperhatikan konservasi keanekaragaman hayati. (Ant)
Editor : Sotyati
Laporan Ungkap Hari-hari Terakhir Bashar al Assad sebagai Pr...
DAMASKUS, SATUHARAPAN.COM-Presiden terguling Suriah, Bashar al Assad, berada di Moskow untuk menghad...