Xi Jinping: RRT dan Taiwan adalah Satu Keluarga
SINGAPURA, SATUHARAPAN.COM – Presiden Republik Rakyat Tiongkok (RRT) Xi Jinping mengatakan kepada Presiden Taiwan, Ma Ying Jeou bahwa sesungguhnya Tiongkok dan Taiwan secara batin tidak terpisahkan karena satu keluarga.
"Kami adalah saudara yang masih terhubung bahkan jika tulang kita yang rusak," kata Xi saat bertemu Ma Ying Jeou di Hotel Shangri La, Singapura, Sabtu (7/11) seperti diberitakan Channel News Asia.
Hubungan sejarah kedua negara selama 66 tahun dalam hal perdagangan dan lintas selat menunjukkan kedua negara tidak dapat dipisahkan.
Beberapa hari yang lalu, Andrew Hsia, Kepala Urusan Daratan Taiwan, mengatakan bahwa pihak otoritas keamanan pulau mengharapkan adanya pertemuan kedua kepala negara untuk mengkonsolidasikan situasi damai saat melintasi Selat Taiwan.
“Pertemuan menunjukkan tekad yang kuat dari kedua belah pihak untuk mempertahankan interaksi positif dan melindungi perdamaian lintas selat,” kata Hsia dalam konferensi pers Rabu (4/11).
Partai Kuomintang (KMT), partai yang berkuasa di Taiwan, memuji pertemuan sebagai tindakan yang tepat untuk melahirkan kerja sama yang saling menguntungkan.
Ketua KMT Eric Chu mengatakan bahwa pertemuan akan mendorong hubungan lintas-Selat dan membangun rasa saling percaya.
Hampir semua media di Taiwan menyiarkan tentang pertemuan mulai dari Selasa (3/11) malam hingga Rabu (4/11) tentang rencana pertemuan Xi dan Ma.
Pada Rabu (4/11), media besar berbondong-bondong menyorot pembicaraan dari anggota legislatif parlemen Taiwan, Wang Jin-Pyng dan kepala otoritas eksekutif di Parlemen Taiwan, Mao Chi Kuo.
Wang mengatakan setelah briefing bahwa legislatif mendukung setiap dialog RRT-Tiongkok guna terwujud politik kawasan yang kondusif untuk perdamaian dan stabilitas regional. Wang dan Mao Chi Kuo mengharapkan pertemuan untuk menjadi sukses dan memenuhi harapan masyarakat.
Menurut BBC pada 2014 pejabat tinggi kedua negara sesungguhnya pernah menggelar pertemuan dan dialog. Kala itu, dialog yang terjadi merupakan yang pertama semenjak perang saudara Tiongkok yang terjadi pada 1949. Pertemuan bersejarah tersebut dihelat di Nanjing dan direncanakan berlangsung selama empat hari.
RRT diwakili oleh Wang Yu Chi dan Taiwan diwakili Zhang Zhijun. Mereka berdua adalah pejabat top di masing-masing negara.
Setelah lepas dari RRT, Taiwan masih berjuang untuk mendapat pengakuan dari negara lain mengenai eksistensi negaranya. RRT pun sampai saat ini masih mengakui Taiwan merupakan bagian dari negaranya.(channelnewsasia.com/BBC).
Editor : Bayu Probo
Daftar Pemenang The Best FIFA 2024
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Malam penganugerahan The Best FIFA Football Awards 2024 telah rampung dig...