Yaman Darurat Demam Berdarah
JENEWA, SATUHARAPAN.COM – “Lebih dari 3.000 kejadian demam berdarah dilaporkan di negara bergolak Yaman sejak Maret," kata Badan Kesehatan Dunia pada Selasa (23/6), dengan menambahkan bahwa angka sebenarnya dapat jauh lebih tinggi.
“Serangan udara pimpinan Saudi sejak akhir Maret melumpuhkan prasarana kesehatan, yang sudah lemah, dan kekurangan sarana air bersih dan kebersihan memperburuk keadaan,“ kata juru bicara WHO Kristen Lindmeier kepada wartawan.
"Lebih dari 3.000 dugaan demam berdarah dilaporkan sejak Maret 2015, namun jumlahnya diperkirakan jauh lebih tinggi," katanya, "Beberapa lembaga swadaya masyarakat melaporkan lebih dari 6.000 kejadian, dua kali lipat dari laporan resmi."
“Penyakit menular oleh nyamuk itu wabah di Yaman, negara paling miskin di kawasan itu, dan berjangkit setiap tahun pada April hingga Agustus,“ katanya, dengan memperingatkan angkanya jauh lebih tinggi kali ini akibat perang.
"Perang sangat memengaruhi kesempatan terhadap air dan kebersihan, layanan pencegahan dan pengobatan serta tempat tinggal," katanya.
"Ratusan kejadian diperkirakan berada di Aden dalam beberapa pekan mendatang," katanya, mengacu pada kota pelabuhan utama Yaman.
"Akses ke perawatan sangat terpengaruh dengan penurunan hampir 50 persen, penanganan pada 2015 sejak perang dimulai," kata Lindmeier.
Gejala demam berdarah, mencakup nyeri parah di perut, muntah terus-menerus dan kegagalan sistem sirkulasi.
Penyakit itu dapat mengakibatkan kematian.
Lonjakan penyakit itu terjadi di puncak kekerasan, yang diderita seluruh negara tersebut.
Lebih dari 2.600 orang tewas di Yaman sejak Maret, menurut angka Perserikatan Bangsa-Bangsa, dan hampir 80 persen dari penduduk - 20 juta orang memerlukan bantuan kemanusiaan.
Keadaan sangat menyedihkan di Aden, tempat warga mengeluhkan makanan dan kekurangan air serta petugas kesehatan memperingatkan akan penyebaran penyakit.
"Sedikitnya, 279 anak-anak tewas dan 402 lagi cedera sejak perang meningkat di Yaman," kata juru bicara Perserikatan Bangsa-Bangsa pada tengah Juni.
Dana Anak-anak PBB (UNICEF) menyatakan, jumlah anak-anak di Yaman tewas akibat perang 10 pekan belakangan empat kali lipat jika dibandingkan dengan yang dipastikan tewas pada tahun lalu. “Sejumlah 74 anak-anak tewas dan 244 lagi cedera pada tahun lalu, “ kata Farhan Haq, Wakil Juru Bicara Sekretaris Jenderal PBB. (AFP/Ant)
Editor : Bayu Probo
Ikuti berita kami di Facebook
Empat Kue Tradisional Natal dari Berbagai Negara
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Perayaan Natal pastinya selalu dipenuhi dengan makanan-makanan berat untu...