Yang Diketahui Tentang Letusan Gunung Lewotobi Laki-laki di Flores Timur
FLORES TIMUR, SATUHARAPAN.COM-Serangkaian letusan gunung berapi Gunung Lewotobi Laki-aki di pulau Flores di Indonesia menewaskan sembilan orang dan melukai puluhan lainnya, sementara bangunan-bangunan runtuh dan penduduk yang ketakutan berlarian menyelamatkan diri dalam kegelapan.
Letusan pada hari Senin (4/11) memengaruhi lebih dari 10.000 orang di 10 desa. Sekitar 4.400 penduduk desa pindah ke tempat penampungan darurat sementara setelah letusan, yang menghancurkan tujuh sekolah, hampir dua lusin rumah, dan sebuah biara di pulau yang mayoritas beragama Katolik tersebut.
Pihak berwenang pada hari Rabu (6/11) menyediakan berton-ton logistik dan pasokan bantuan kepada para pengungsi dan memperingatkan ribuan orang yang mengungsi untuk tidak kembali ke rumah, sementara petugas penyelamat, polisi, dan tentara terus menyisir desa-desa yang hancur untuk mencari korban selamat meskipun tidak ada orang hilang yang dilaporkan.
Berikut ini adalah tinjauan lebih dekat tentang letusan dan akibatnya.
Berapa banyak gunung berapi aktif yang ada di Indonesia?
Gunung Lewotobi Laki-laki setinggi 1.584 meter (5.197 kaki) adalah salah satu dari 120 gunung berapi aktif di negara ini. Indonesia rentan terhadap gempa bumi, tanah longsor, dan aktivitas vulkanik karena terletak di sepanjang "Cincin Api", serangkaian garis patahan seismik berbentuk tapal kuda di sekitar Samudra Pasifik.
Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) Indonesia telah mencatat 4.796 letusan gunung berapi di seluruh negara kepulauan yang luas itu sejak Januari. Gunung Ibu di Provinsi Maluku Utara telah meletus sebanyak 1.930 kali, Gunung Semeru di Provinsi Jawa Timur sebanyak 1.634 kali, dan Gunung Lewotobi Laki Laki sebanyak 872 kali.
Sekitar 6.500 orang dievakuasi pada bulan Januari setelah Gunung Lewotobi Laki-laki mulai meletus, memuntahkan awan tebal dan memaksa pemerintah untuk menutup Bandara Frans Seda di pulau itu. Tidak ada korban jiwa atau kerusakan besar yang dilaporkan, tetapi bandara tersebut tetap ditutup sejak saat itu karena aktivitas seismik.
Mengapa letusan gunung berapi terakhir begitu kuat?
Sejak Januari, Gunung Lewotobi Laki Laki telah meletus hingga enam kali hampir setiap hari, tetapi aktivitasnya turun drastis pada awal November, kata Muhammad Wafid, yang mengepalai badan geologi di Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral.
Analisis menunjukkan ada penyumbatan magma di kawah, yang mengurangi aktivitas seismik yang dapat dideteksi dan meningkatkan tekanan, kata Wafid.
“Letusan yang terjadi sejak Jumat lalu itu karena akumulasi energi tersembunyi,” kata Wafid seraya menambahkan bahwa BNPB telah merekomendasikan agar status waspada gunung berapi itu dinaikkan ke level tertinggi.
“Saat ini belum ada teknologi yang mampu menentukan kapan letusan gunung berapi akan terjadi dan seberapa besar letusannya,” katanya. “Yang kami lakukan hanya memantau tanda-tanda akan terjadi letusan, tetapi kami tidak tahu kapan akan terjadi.”
Seberapa umum letusan mematikan di Indonesia?
Banyak letusan di Indonesia yang kecil dan tidak menimbulkan kerusakan atau bahkan tidak menimbulkan kerusakan sama sekali, tetapi beberapa di antaranya dapat mematikan.
Gunung Marapi di Sumatera Barat meletus pada Desember 2023, menewaskan 24 pendaki dan melukai beberapa lainnya yang terkena letusan mendadak di akhir pekan. Dua jalur pendakian di gunung itu telah ditutup sejak saat itu.
Lima bulan kemudian, hujan monsun memicu longsoran lumpur dan lahar dingin dari Gunung Marapi, menyebabkan sungai meluap. Banjir besar itu menghancurkan desa-desa di lereng gunung dan menyapu bersih penduduk dan puluhan rumah, serta menewaskan 67 orang.
Letusan Gunung Semeru pada bulan Desember 2021, gunung berapi tertinggi di pulau Jawa yang berpenduduk padat, menewaskan 48 orang dan 36 orang hilang di desa-desa yang terkubur dalam lapisan lumpur.
Gunung Merapi juga meletus pada tahun 2010, menewaskan 347 orang dan membuat 20.000 penduduk desa mengungsi.
Letusan dahsyat gunung berapi Krakatau pada tahun 1883 memicu periode pendinginan global. (dengan AP)
Editor : Sabar Subekti
AS Laporkan Kasus Flu Burung Parah Pertama pada Manusia
NEW YORK, SATUHARAPAN.COM-Seorang pria di Louisiana, Amerika Serikat, menderita penyakit parah perta...