Yaya Toure Sesalkan Ulah Rasisme Pendukung CSKA
MOSKOW, SATUHARAPAN.COM – Kemenangan 2-1 yang diraih Manchester City (MC) dalam lanjutan Liga Champions Eropa di kandang salah satu klub Rusia, CSKA (Central Sport Club of the Army) Moskow di Stadion Arena Khamki, Moskow pada Kamis (24/10) dinihari WIB, menyisakan kisah sedih bagi salah satu gelandang bertahan MC, Yaya Toure.
Cemoohan tersebut berupa suara-suara yang ditimbulkan dari deretan tribun penonton yang menyerukan suara mirip simpanse setiap kali Yaya Toure menggiring bola maka suara tersebut akan diteriakkan padanya.
Yaya Toure mengeluhkan peristiwa tersebut kepada pelatih Pellegrini.
Kepada salah satu jurnalis, Toure mengatakan dia berharap UEFA (Otoritas tertinggi sepakbola Eropa) harus bertindak dengan tegas atas tindakan tersebut, dan berharap UEFA menghilangkan aksi rasis di kalangan fans.
“Saya malu dengan kejadian tadi, saya kecewa karena saya mengenakan ban kapten dengan tulisan tidak untuk rasisme, tetapi saya mendapat perlakuan seperti itu,” kata Yaya.
Yaya menambahkan saat ini dia berharap UEFA memberi sanksi tegas bagi klub tersebut, karena dia yakini peristiwa akan berulang-ulang terus, apabila UEFA tidak memberi tindakan tegas.
“Saya ingin melihat UEFA melakukan sesuatu dan mengambil tindakan. Kami harus setangguh mungkin, karena jika tidak situasinya akan terus seperti ini,” lanjut Yaya.
Yaya memberi contoh sebaiknya sanksi yang diberikan bagi penonton rasis tersebut jangan diberi tempat masuk ke dalam stadion.
“Mungkin mereka harus melarang penonton masuk ke stadion, mungkin selama beberapa tahun atau bulan,” lanjut Yaya.
Yaya menyesalkan tindakan yang dia anggap bodoh, dan tindakan melaporkan ke UEFA juga didukung sang pelatih, Pellegrini.
Pellegrini tidak terlalu mendengar dengan jelas seperti apa teriakan dan cemoohan yang ditujukan kepada Yaya, Pellegrini tidak mau terlalu banyak berkomentar untuk kejadian tersebut.
“Tapi saya harap pesan yang tepat bisa ditunjukkan untuk Yaya dan Manchester City. Saya tak bisa menjawab bagaimana perasaan Yaya, jadi saya tak bisa mengatakan apa-apa mengenai hal ini,” tandasnya.
“Sayang sekali hal bodoh ini terus terjadi,” kata Pellegrini.
UEFA pernah menjatuhkan sanksi pertandingan tanpa penonton di stadion bagi Lazio, saat mereka menjalani laga Liga Europa, karena perlakuan rasis melawan Legia Warsawa satu bulan silam.
Akan tetapi Lazio telah mengajukan banding atas peristiwa tersebut sehingga hanya dua tribun di Stadion Olimpico, Roma yang ditutup saat Lazio bertanding di stadion kebanggan kota Roma tersebut.
Rusia termasuk negara yang masih bermasalah dalam masalah rasisme yang berkaitan dalam dunia olahraga, setidaknya nama-nama pesepakbola tenar seperti Roberto Carlos, Christopher Samba dan Odemwingie hanyalah contoh dari beberapa pesepakbola yang pernah mengalami masalah rasisme seperti ini.
Manchester City juga pernah mengalami kejadian seperti ini ketika Mario Balotelli masih sebagai bagian Manchester City, saat itu Balotelli mengalami perlakuan rasis saat MC berhadapan dengan FC Porto (Portugal) di Liga Champions.
(bbc.co.uk/theguardian.co.uk.)
Editor : Bayu Probo
Mencegah Kebotakan di Usia 30an
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Rambut rontok, terutama di usia muda, bisa menjadi hal yang membuat frust...