Yayasan doctorSHARE Melatih Tenaga Medis di Daerah Terpencil Terdepan Terluar
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Yayasan Dokter Peduli atau doctorSHARE melatih tenaga medis di daerah terpencil, terdepan dan terluar (3T) di Indonesia serta menlakukan sosialasi kesehatan untuk menekan kematian ibu dan anak.
"Selain memberikan intervensi layanan kesehatan, kami juga memberikan sosialisasi bagaimana membantu menangani angka kematian ibu dan balita, pelatihan kesehatan, pelatihan untuk bidan, pelatihan untuk tenaga medis untuk mengedukasi ibu hamil," kata Wakil Ketua Pelaksana Harian doctorSHARE Tutuk Utomo Nuradhy dalam konferensi pers peringatan 10 tahun pelayanan doctorSHARE, Jakarta Utara, Sabtu (23/11).
doctorSHARE juga memberikan pelatihan kepada tenaga medis untuk bisa berkomunikasi aktif dengan pasien seperti ibu hamil, pelatihan USG bagi bidan serta pelatihan bagi tenaga medis setempat untuk membantu proses kelahiran yang lebih aman.
Tutuk menuturkan pihaknya juga melakukan program pemberdayaan masyarakat yang diintegrasikan ke setiap pelayanan medis yang dilakukan di rumah sakit apung dan dokter terbang ke wilayah terpencil seperti di Papua dan Kalimantan Barat.
doctorSHARE mengedukasi masyarakat setempat tentang penting dan cara menjaga kesehatan dalam kehidupan sehari-hari. Untuk mendekatkan layanan kesehatan kepada masyarakat di daerah 3T, doctorSHARE juga masuk ke daerah darat yang beresiko atau pascabencana.
"Rumah sakit apung menjadi solusi inovatif yang menjadi alternatif bagi pengambil kebijakan bagaimana menyediakan pemerataan pelayanan kesehatan hingga ke pelosok Indonesia," ujarnya.
Hingga saat ini, doctorSHARE memiliki sebanyak tiga rumah sakit apung, yaitu Rumah Sakit Apung (RSA) dr. Lie Dharmawan, RSA Nusa Waluya I dan RSA Nusa Waluya II.
Koordinator Rumah Sakit Apung Nusa Waluya II dr. Stephanie mengatakan untuk satu kali pelayanan, rumah sakit apung tersebut beroperasi sekitar 6 bulan sampai 1 tahun di satu tempat sekaligus menerbangkan dokter ke wilayah terpencil dekat rumah sakit bersandar.
Stephanie mengatakan untuk satu kali pelayanan tersebut, diperlukan kurang lebih 30 tenaga medis termasuk dokter spesialis, dokter umum, apoteker dan bidan.
Dia mengatakan pembedahan pasien di atas kapal dapat dilakukan dengan aman karena kapal beroperasi stabil di atas permukaan air laut.
"Kapal kami bentuknya sangat besar, secara stabilitas lebih stabil dibandingkan dengan kapal lain, jadi tidak terasa goncangan di atas kapal," tuturnya.
Dia mengtakan doctorSHARE membuka kesempatan sebesar-besarnya bagi orang yang ingin bergabung sebagai relawan medis maupun non medis. (Ant)
Bebras PENABUR Challenge : Asah Kemampuan Computational Thin...
Jakarta, satuharapan.com, Dunia yang berkembang begitu cepat memiliki tantangan baru bagi generasi m...