YLKI: Harga Rokok Mahal Bisa Turunkan Angka Kemiskinan
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM – Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI), mendukung adanya wacana kuat untuk menaikkan harga rokok secara signifikan, yakni Rp 50.000 per bungkus. YLKI memandang, harga rokok mahal justru akan bermanfaat bagi masyarakat dan negara.
“Harga rokok mahal mampu menurunkan tingkat konsumsi rokok di rumah tangga miskin. Ini hal yang sangat logis, karena 70 persen konsumsi rokok justru menjerat rumah tangga miskin,” ujar Ketua Pengurus Harian YLKI dan Pengurus Komnas Pengendalian Tembakau, Tulus Abadi, di Jakarta, hari Minggu (21/8).
Data Badan Pusat Statistik (BPS) setiap tahunnya menujukkan bahwa pemicu kemiskinan di rumah tangga miskin adalah beras dan rokok. Dengan harga rokok mahal, keterjangkauan terhadap rokok akan turun.
Menurut YLKI, menurunnya konsumsi rokok di rumah tangga miskin akan berefek positif terhadap kesejahteraan dan kesehatan rumah tangga miskin.
“Budget untuk membeli rokok langsung bisa dikonversi untuk membeli bahan pangan. Selain berefek negatif, rokok tidak mempunyai kandungan kalori sama sekali,” tuturnya.
Bagi negara, lanjut dia, harga rokok mahal akan meningkatkan pendapatan cukai, yang bisa meningkat 100 persen dari sekarang. Harga rokok mahal selain berfungsi untuk memproteksi rumah tangga miskin, juga mengatrol pendapatan negara dari sisi cukai. Apalagi, saat ini cukai dan harga rokok di Indonesia tergolong terendah di dunia.
“Sudah seharusnya rokok dijual mahal, sebagai instrumen pembatasan, pengendalian. Di negara maju harga rokok lebih dari Rp 100.000,” ujar Tulus.
YLKI memandang harga rokok mahal tidak akan membuat pabrik rokok bangkrut atau PHK buruh. “Karena PHK buruh rokok karena pabrik melakukan mekanisasi, mengganti buruh dengan mesin,” katanya. (PR)
Editor : Yan Chrisna Dwi Atmaja
BNPT Siap Dampingi Eks Anggota Jamaah Islamiyah
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Kepala Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) Komjen Pol. Eddy Ha...