Loading...
EKONOMI
Penulis: Prasasta Widiadi 13:37 WIB | Senin, 18 Mei 2015

YLKI: Wajar Warga Jakarta Boros Energi

YLKI: Wajar Warga Jakarta Boros Energi
Tulus Abadi (paling kanan), Sayid Muhadar (tengah) Asisten Deputi Pengolahan Limbah B3 Kementerian Lingkungan Hidup, dan Rachmad Hardadi, Direktur Pengolahan PT Pertamina Persero (Tbk) (kedua dari kiri). (Foto-foto: Prasasta Widiadi).
YLKI: Wajar Warga Jakarta Boros Energi
Tulus Abadi saat menyampaikan materi.

JAKARTA, SATUHARAPAN.COM – Pengurus Harian Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI) menyebut wajar warga Jakarta boros energi Bahan Bakar minyak (BBM), karena sudah terbiasa menikmati kemudahan mengakses BBM.

“Kami sudah survei ke enam kota (Lampung, Jakarta, Manado, Mataram, Pontianak, Denpasar) bagaimana masyarakat mendapat akses BBM di SPBU, Hasilnya, yang memiliki persentase kemudahan mengakses SPBU paling tinggi adalah Jakarta karena tingkat kesulitan mengakses SPBU hanya 10 persen, yang tersulit adalah Manado dengan 37 persen, dan yang paling tertinggi adalah NTB (Nusa Tenggara Barat/Mataram) dengan 41 persen,” kata Tulus pada Diskusi Publik Pengembangan Produk-produk Pengolahan Pertamina, di Gedung Mezzanine, PT Pertamina (Persero) Tbk, Senin (18/5).     

Tulus mengemukakan bahwa saat ini seiring fluktuatifnya harga BBM makin banyak keluhan yang masuk ke YLKI tentang sulitnya mengakses BBM.  

“Oeh karena itu Pertamina harus bisa menjamin kenyamanan konsumen di banyak SPBU,” kata Tulus.  

Tulus mengusulkan ada rumusan tepat tenkait energi di Indonesia dan pemerintah harus memiliki Undang-undang yang mengatur akses BBM ke masyarakat.

“Saat ini di kota-kota besar warga tidak perlu melakukan antre BBM, bayangkan dengan di daerah yang memiliki mekanisme lebih panjang jadi sekarang jangan kita salahkan kalau kita sering jumpai banyak pertamini (pengisian BBM eceran),” Tulus menambahkan.

Sebaliknya sebagai konsumen, menurut Tulus konsumen harus memiliki rasa ketersediaan produk yang baik. Ada lima pilar yang harus dilakukan konsumen yakni turut mencintai lingkungan, harus memberi perhatian kepada konsumen lain, mengetahui spesifikasi produk, dan konsumen harus memperjuangkan adanya keadilan dalam energi, jangan hanya daerah tertentu saja yang mendapat kemudahan akses ke energi.

Editor : Yan Chrisna Dwi Atmaja


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home