Yogyakarta Komitmen Bebas TBC Tahun 2030
YOGYAKARTA, SATUHARAPAN.COM- Empat Kabupaten dan satu kota di Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta menyatakan komitmennya dalam upaya percepatan eliminasi TBC pada tahun 2030.
Komitmen ini ditandai dengan penandatanganan kesepakatan bersama oleh Wakil Gubernur DI Yogyakarta, Kanjeng Gusti Pangeran Adipati Aryo (KGPAA) Paku Alam X dalam acara G20 Side Event on TBC pada hari Selasa (29/3) di selasar Prambanan.
''Kita hadir disini untuk menyelaraskan diri dan bersinergi, bangkit bersama dan menjadi kuat bersama tanpa ada satupun pihak yang ditinggalkan,'' katanya.
Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin menyambut baik dan mengapresiasi komitmen Yogyakarta dalam eliminasi TBC sebagai bagian penting untuk mengakselerasi upaya peniadaan TBC di Indonesia.
Testing dan Tracing TBC
Selayaknya COVID-19, upaya penanggulangan TB dilakukan dengan testing dan tracing di masyarakat. Menkes ingin berbagai praktik baik dalam penanganan dan penanggulangan pandemi COVID-19, bisa diadopsi dalam pengendalian TBC.
''TBC telah menular lebih dari 100 tahun, kita bisa memanfaatkan infrastruktur, alat diagnosis, vaksinasi serta penggunaan teknologi kesehatan pada pandemi COVID-19 untuk digunakan dalam mengeliminasi TBC,'' kata Menkes.
Kemenkes berharap melalui penyelenggaraa G20 Side Event on TBC menjadi momentum penting untuk mendorong komitmen para pemimpin dunia dalam pencegahan dan pengendalian TBC pada tahun 2030 utamanya pengadaan pendanaan berkelanjutan.
Upaya Serius Eliminasi TBC
TBC masih menjadi masalah kesehatan di tingkat global maupun nasional. Meskipun bisa dicegah dan diobati, penyakit TB masih mengintai masyarakat Indonesia. Pada tahun 2020 tercatat jumlah kasus TB di Indonesia mencapai 824 ribu kasus, sementara jumlah kematian akibat TB mencapai 93 ribu kasus setiap tahunnya. Data ini menempatkan Indonesia sebagai negara dengan kasus nomor tiga terbanyak di dunia setelah India dan China.
Provinsi Yogyakarta menargetkan kasus TBC di Kota Yogyakarta dan Kabupaten Kulon Progo bisa menurun 50% selama lima tahun mendatang. Untuk mencapai target ini, Pemerintah DI Yogyakarta bekerjasama dengan Tim Zero TB Yogyakarta melakukan penemuan kasus aktif sebanyak-banyaknya di masyarakat untuk selanjutnya diobati dengan tuntas dan setelah itu mencegahnya.
Kegiatan penemuan kasus aktif tersebut dilakukan dengan skrining kesehatan di puskesmas, investigasi seluruh kontak rumah dan skrining TBC pada anak di posyandu.
Upaya lain dengan penyediaan mobil rotgen TB dalam mobil TB, pasien bisa diperiksa dengan x-ray apakah yang bersangkutan menderita TB atau tidak. Apabila diketahui menderita, pasien selanjutnya diarahkan untuk konsultasi dengan dokter guna menentukan terapi pengobatan yang tepat.
Upaya pencegahan dengan pemberian tablet TPT jangka pendek kepada kontak erat pasien TB di rumah. ''Kalau memiliki kontak sekalian kita lakukan test, kalau dia laten akan dilakukan terapi pencegahan. Inilah upaya komprehensif yang tidak hanya menemukan dan mengobati saja tetapi juga memberikan terapi pencegahan,'' kata Rina Triasih, ketua proyek Zero TBC Yogyakarta.
Bebas TBC Tahun 2030
Sejalan dengan target global, Kementerian Kesehatan mencanangkan Indonesia Bebas TBC pada tahun 2030. Berbagai inovasi yang dilakukan oleh tim Zero YB Yogyakarta diharapkan bisa menjadi salah satu model untuk membuat strategi pengendalian TBC di Indonesia yang lebih baik dan komprehensif.
''Setiap daerah punya project sendiri-sendiri, saya ingin lihat project ini seperti apa. Saya berharap program ini bukan program tetapi sebuah gerakan. Saya mengucapkan terima kasih kepada Zero TB Yogyakarta yang tanpa diminta sudah membantu pemerintah dalam eliminasi TB,'' kata Menkes.
Editor : Sabar Subekti
Albania akan Blokir TikTok Setahun
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Pemerintah Albania menyatakan akan memblokir media sosial TikTok selama s...