Loading...
SAINS
Penulis: Yan Chrisna Dwi Atmaja 18:41 WIB | Sabtu, 15 Februari 2014

Zat Kimia Bisa Pengaruhi Perkembangan Otak Anak

Bahan pasta gigi, fluoride berdasarkan penelitian dapat mengganggu perkembangan otak anak. (Foto: drogerie-vanura.cz)

PARIS, SATUHARAPAN.COM - Dua ahli kesehatan publik pada Sabtu (15/2) memperingatkan mengenai efek mencengangkan dari sejumlah zat kimia industri, termasuk bahan pembuat pasta gigi fluoride, yang mungkin memengaruhi perkembangan otak anak, dalam sebuah laporan yang menurut sebagian orang menggelisahkan.

Philippe Grandjean, dari Harvard School of Public Health, dan Philip Landrigan, dari Icahn School of Medicine di New York, mengatakan jumlah zat kimia yang diketahui yang bisa menghambat perkembangan otak anak meningkat dua kali lipat dari enam pada 2006 menjadi 12 buah saat ini.

Dalam sebuah wawancara pada 2006, kedua ahli tersebut mengidentifikasi etanol, timbal, metilmerkuri, polychlorinated biphenyl, arsen dan toluena sebagai “developmental neurotoxicants” (zat yang bisa merusak perkembangan otak).

Sejak saat itu, beberapa studi menunjukkan enam zat lain yang juga berbahaya: mangan, fluoride, chlorpyrifos, dichlorodiphenyltrichloroethane, tetrachloroethylene dan polybrominated diphenyl ethers, menurut ulasan yang baru.

Zat-zat tersebut digunakan di berbagai perlengkapan seperti pestisida, zat pembersih dan pemadam kebakaran.

Fluoride biasa digunakan untuk mencegah gigi berlubang, dan ditambahkan pada air keran di banyak negara.

Gangguan perkembangan otak seperti autisme, gangguan kesulitan berkonsentrasi hiperaktif (ADHD) dan disleksia diderita satu dari enam anak saat ini, dan ada “bukti kuat” dari hubungan antara paparan terhadap zat kimia dengan peningkatan diagnosis, tulis tim tersebut dalam sebuah ulasan di jurnal medis Lancet Neurology.

“Kekhawatiran besar kami adalah bahwa anak-anak di seluruh dunia terpapar zat kimia beracun tidak dikenal yang diam-diam mengurangi kecerdasan, mengganggu perilaku, mengurangi pencapaian di masa mendatang dan merusak masyarakat, mungkin lebih serius di negara-negara berkembang.”

Mereka mendesak tes yang sah untuk semua zat kimia industri yang ada serta zat baru yang memasuki pasar, dan mengatakan kontrol yang lebih ketat bisa menghemat miliaran dolar untuk biaya pengobatan keracunan.

Namun beberapa ahli lain mengatakan laporan itu memiliki data terbatas dan didasarkan pada serangkaian survei sebelumnya dengan tingkat keandalan yang beragam.

“Karena studinya kurang dasar yang kuat, tidak mungkin bisa menilai validitas klaim penulisnya, yang sebagian besar sepertinya sangat spekulatif. Simpulan dari ulasan yang lebih fokus dan menyeluruh tidak begitu menggelisahkan,” kata David Coggon dari University of Southampton's Lifecourse Epidemiology Unit. (AFP)


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home