Zimbabwe Upayakan Ekstradisi Pembunuh Singa Cecil
HARARE, SATUHARAPAN.COM - Menteri satwa liar Zimbabwe mengatakan negaranya sedang mengupayakan ekstradisi warga Amerika yang dituduh membunuh seekor singa terkenal yang tinggal dalam suaka margasatwa.
Zimbabwe pada hari Jumat (31/7) meminta ekstradisi Walter Palmer, dokter gigi yang tinggal di Eden Prairie, Minnesota. Palmer bersembunyi setelah dituduh membunuh singa Cecil, saat berburu di Zimbabwe awal bulan ini.
Dinas Perikanan dan Satwa Liar Amerika Serikat pada hari Kamis (30/7) mengatakan telah memulai penyelidikan atas pembunuhan ini tetapi belum berhasil menghubungi Palmer. Dinas tersebut mendesak Palmer atau wakilnya agar menghubungi pejabat-pejabat AS segera mungkin.
Lembaga pemerintah ini juga menyebut pembunuhan singa bernama Cecil itu tragis dan menyatakan akan terus menyelidiki kasus tersebut.
Sumber yang dekat dengan kasus ini mengatakan kepada kantor berita Reuters bahwa Dinas Perikanan dan Satwa Liar sedang menyelidiki pembunuhan Cecil berdasar undang-undang AS yang melarang perdagangan satwa liar yang telah dibunuh secara ilegal, diangkut atau dijual.
Menurut sumber itu, penyelidikan berpusat pada apakah Palmer terlibat persekongkolan untuk melanggar undang-undang itu.
Sementara itu, Gedung Putih mengatakan akan meninjau kembali petisi masyarakat untuk mengekstradisi Palmer ke Zimbabwe.
Juru bicara Gedung Putih, Josh Earnest hari Kamis mengatakan petisi itu telah melampaui 100 ribu tanda-tangan yang diperlukan. Menurut dia, terserah kepada Departemen Kehakiman untuk menanggapi permohonan ekstradisi itu.
Klub Safari Internasional, sebuah organisasi perburuan internasional di mana Palmer tergabung, mengatakan mendukung penyelidikan terhadap matinya Cecil dan telah menjatuhkan skors terhadap Palmer dan pemandunya di Zimbabwe, Theo Bronkhorst.
Bronkhorst menghadapi tuntutan kriminal di Zimbabwe atas pembunuhan Cecil, yang dipancing keluar dari Taman Nasional Hwange dengan umpan makanan dan ditembak oleh Palmer dengan busur panah, sebelum ia dan Bronkhorst menyarangkan peluru ke Cecil hingga tewas kemudian memenggal kepala dan mengulitinya.
Palmer telah mengatakan ia berkeyakinan punya izin sah untuk memburu Cecil. Dia mengatakan kepada harian lokal Minneapolis Star Tribune pekan ini bahwa ia "tidak tahu singa yang ia bunuh adalah singa terkenal favorit warga setempat," dan bahwa para pemandunya telah memberinya informasi yang menyesatkan.
Ini bukan pertama kalinya Palmer berurusan dengan penegak hukum terkait dengan hobinya berburu. Menurut catatan pengadilan AS, Palmer mengaku bersalah memberi keterangan palsu kepada Dinas Perikanan dan Satwa Liar AS mengenai seekor beruang hitam yang ia tembak hingga tewas di Wisconsin tahun 2006.
(voaindonesia.com)
Editor : Yan Chrisna Dwi Atmaja
Korban Pelecehan Desak Vatikan Globalkan Kebijakan Tanpa Tol...
ROMA, SATUHARAPAN.COM-Korban pelecehan seksual oleh pastor Katolik mendesak Vatikan pada hari Senin ...