Alang-Alang, Pereda Panas Dalam
SATUHARAPAN.COM – Tumbuhan alang-alang adalah sejenis rumput berdaun tajam yang kerap menjadi gulma di lahan pertanian. Pengobatan Tiongkok tradisional menyebutkan akar alang-alang memiliki sifat manis dan sejuk. Bahkan sekarang sudah tersedia minuman akar alang-alang instan, yang berkhasiat menghilangkan panas dalam.
Alang-alang, menurut wikipedia.org, memiliki nama ilmiah Imperata cylindrica. Dalam bahasa Inggris tumbuhan ini dikenal sebagai bladygrass, cogon grass, speargrass, silver-spike, atau secara umum disebut satintail, mengacu pada malai bunganya yang berambut putih halus. Orang Belanda menamainya snijgras, karena sisi daunnya yang tajam melukai.
Penyebarannya yang luas menyebabkan rumput ini dikenal dengan berbagai nama daerah, seperti alalang, lalang (Melayu, Medan, Bengkulu), eurih (Sunda), rih (Batak), jih (Gayo), re (Sumbawa), rii, kii, ki (Flores), rie (Tanimbar), reya (Sulsel), eri, weri, weli (Ambon dan Seram), kusu-kusu (Menado, Ternate dan Tidore), nguusu (Halmahera), wusu, wutsu (Sumba).
Alang-alang, merupakan rumput memanjang, dan tumbuh meruncing ke atas. Pada ujungnya terdapat bunga. Alang-alang adalah rumput menahun dengan tunas panjang dan bersisik, yang merayap di bawah tanah. Ujung (pucuk) tunas yang muncul di tanah runcing tajam, serupa ranjau duri. Tinggi tumbuhan alang-alang mencapai 0,2 – 1,5 m.
Helaian daun berbentuk garis (pita panjang) lanset berujung runcing, dengan pangkal yang menyempit dan berbentuk talang, panjang 12-80 cm. Tepi daunnya sangat kasar dan bergerigi tajam, berambut panjang di pangkalnya, dengan tulang daun yang lebar dan pucat di tengahnya.
Karangan bunganya dalam malai, 6–28 cm panjangnya, dengan anak bulir berambut panjang (putih) lebih kurang 1 cm, sebagai alat melayang bulir buah bila masak.
Alang-alang dapat berbiak dengan cepat, dengan benih-benihnya yang tersebar cepat bersama angin, atau melalui rimpangnya yang lekas menembus tanah yang gembur. Berlawanan dengan anggapan umum, alang-alang tidak suka tumbuh di tanah yang gersang atau berbatu-batu.
Rumput ini senang dengan tanah-tanah yang cukup subur, banyak disinari matahari sampai agak teduh, dengan kondisi lembap atau kering. Gulma ini dengan segera menguasai lahan bekas hutan yang rusak dan terbuka, bekas ladang, sawah yang mengering, tepi jalan dan lain-lain. Di tempat-tempat semacam itu alang-alang dapat tumbuh dominan, menutupi areal luas.
Alang-alang, menyebar alami mulai dari India hingga ke Asia timur, Asia Tenggara, Mikronesia, dan Australia. Kini alang-alang juga ditemukan di Asia utara, Eropa, Afrika, Amerika, dan di beberapa kepulauan. Namun karena sifatnya yang invasif tersebut, di banyak tempat alang-alang sering dianggap sebagai gulma yang sangat merepotkan.
Di Bali dan Indonesia timur, daun alang-alang yang dikeringkan dan dikebat dalam berkas-berkas, digunakan sebagai bahan atap rumah dan bangunan lain. Daun alang-alang juga kerap digunakan sebagai mulsa untuk melindungi tanah di lahan pertanian. Serat halus dari malai bunganya kadang-kadang digunakan sebagai pengganti kapuk, untuk mengisi alas tidur atau bantal.
Rimpang dan akar alang-alang, kerap digunakan sebagai bahan obat tradisional, untuk meluruhkan kencing (diuretika), mengobati demam dan lain-lain. Sejumlah kultivarnya diseleksi untuk dijadikan rumput hias di taman-taman. Di antaranya, kultivar ‘Red Baron’ yang berdaun merah.
Di daerah pertanian, alang-alang sering disingkirkan karena dianggap menjadi gulma tanaman lain. Terkadang gulma tumbuh lebih subur dibandingkan tanaman yang ditanam petani, namun sebenarnya keberadaan alang-alang mampu menghindari kerusakan tanah seperti erosi. Jalinan rimpang akar, yang berkembang dalam tanah mampu menahan air saat musim penghujan datang.
Manfaat Alang-alang sebagai Pengobatan Tradisional
Alang-alang mengandung unsur kimia alami seperti glukosa, manitol, asam sitrat, asam malat, arundoin, coixol, fernerol, silindrin,anemonin, simiarenol, esin, saponin, alkali, polifenol, dan taninin. Kandungan itu terdapat pada bagian batang, akar dan bunganya yang sering dijadikan alternatif pengobatan tradisional, seperti pada manfaat kunyit putih ataupun manfaat temulawak.
Menurut Profesor Hembing Wijayakusuma (almarhum), ahli pengobatan tradisional dan akupunktur, yang dikutip dari rumpunherbal.com, alang-alang berkhasiat sebagai obat untuk berbagai gangguan kesehatan, seperti batu ginjal, infeksi ginjal, kencing batu, batu empedu, buang air kecil tidak lancar atau terus-menerus, air kemih mengandung darah, prostat, keputihan, batuk rejan, batuk darah, mimisan, pendarahan pada wanita, demam, campak, radang hati, hepatitis, tekanan darah tinggi, urat saraf melemah, asma, radang paru-paru, jantung koroner, gangguan pencernaan, dan diare.
Dalam rimpang alang-alang, terkandung imperanene yang ternyata mempunyai efek menghambat agregasi trombosit (sel pembeku darah), sesuai hasil penelitian para ahli dari universitas di Jepang. Efek menghambat agregasi trombosit ini, sama dengan efek yang ditimbulkan oleh asetosal (asam asetil salisilat), yang digunakan untuk mencegah pembekuan darah pada penderita infark jantung.
Hasil penelitian alang-alang oleh Dr Setiawan Dali Martha dari Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanegara Jakarta, dalam bukunya, Ramuan Tradisional untuk Pengobatan Hepatitis, menyebutkan bahwa di luar negeri alang-alang sudah dibuat obat paten. Namun, ramuan alang-alang, sebaiknya tidak diberikan kepada mereka yang fungsi lambungnya lemah dan sering buang air kecil.
Hasil penelitian dari Kahila Delfia, Dimas Pramita Nugraha, Huriatul Masdar, Bagian Ilmu Kedokteran Farmakologi Fakultas Kedokteran Universitas Riau , yang dikutip dari situs unri.ac.id. menunjukkan akar ilalang memberikan efek antipiretik lebih tinggi daripada efek parasetamol. Berdasarkan analisis fitokimia dari ekstrak etanol, akar ilalang menunjukkan adanya zat flavonoid. Flavonoid dapat menghambat pembentukan prostaglandin. Prostaglandin berperan penting dalam peningkatan suhu tubuh. Apabila prostaglandin tidak dihambat, terjadi peningkatan suhu tubuh yang akan mengakibatkan demam.
Selain itu, menurut penelitian yang dilakukan Suratman dan tim, ekstrak etanol akar ilalang dapat menurunkan demam, dikarenakan adanya efek diuretik dari unsur-unsur makro pada akar ilalang terutama kalium (K+) dan senyawa-senyawa gula (glukosa, sukrosa, dan manitol) yang terkandung di dalamnya, sehingga efek demam ikut luruh bersamaan efek diuresis.
Inilah Resep Obat Tradisional dari Akar Alang-alang
Berikut ini kegunaan akar alang-alang untuk beberapa penyakit, yang diambil dari situs manfaatnyasehat.com.
-Obat penurun panas demam: beberapa akar alang-alang yang sudah dibersihkan direbus, tunggu hingga airnya menyusut setengahnya. Tuangkan air rebusan akar alang-alang di gelas, minumkan air rebusan jika sudah dingin untuk anak, bila perlu ditambahkan gula aren (gula merah/gula jawa) atau madu secukupnya. Minum secara teratur.
-Obat diare: 250 akar alang-alang dicuci, rebus dengan dua gelas air selama kurang lebih 15 menit. Minum segera, dengan dosis sekali minum 1 gelas.
-Obat asma: 100 gram akar alang-alang, ditambah dengan 25 gram daun sirih , 25 gram kencur, rebus menggunakan 1 liter air sampai airnya tinggal setengahnya. Saring, lalu dicampur dengan 1 sendok madu dan 1 sendok teh air jeruk nipis. Minumlah sampai habis sebelum tidur malam.
-Obat kencing batu: 100 gram akar alang-alang, setengah genggam daun meniran, setengah genggam daun kumis kucing, rebus dengan 5 gelas air sampai air tinggal setengah, kemudian dinginkan dan saring. Minumlah 3 kali dalam sehari dengan dosis 1 gelas sampai batu keluar.
-Obat hipertensi: 200 akar alang-alang, ditambahkan tangkue (manisan yang dibuat dari labu putih), kemudian rebus dengan 2 gelas air sampai airnya tinggal setengah. Dinginkan, saring, dan minum 2 kali dalam sehari.
-Obat keputihan: 500 gram akar alang-alang, 2 tangkai daun papaya, 5 gram pulasari direbus dengan 2 gelas air sampai airnya tinggal setengah, saring, dinginkan dan diminum 2 kali dalam sehari.
-Obat hepatitis: 200 gram akar alang-alang , rebus dengan 6 gelas air sampai airnya tinggal 2 gelas. Saring, dinginkan, lalu diminum 3 kali dalam 1 hari.
Editor : Sotyati
Susu Tingkatkan Risiko Penyakit Jantung Wanita
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Sebuah studi baru, para peneliti menemukan bahwa konsumsi susu yang tidak...