Apakah Tuhan Menciptakan Orang Jahat dan Orang Baik?
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM – Dalam dunia ini banyak karakter manusia yang tercipta. Ada yang dikatakan jahat, namun ada pula yang awalnya baik kemudian memberontak menjadi jahat. Akan tetapi, apakah fenomena ini hanya sebagai simbol perubahan manusia yang baik menjadi jahat. Demikian pertanyaan seorang peserta diskusi dalam kuliah umum di Sekolah Tinggi Teologi (STT) Jakarta, Senin (16/3) siang.
Kuliah Umum tersebut menghadirkan Dr. (HC) Marie Claire Barth, seorang doktor teolog asal Swiss yang mendedikasikan hidupnya untuk perkembangan gereja di Indonesia.
Barth menjelaskan, bukan persoalan Allah menciptakan yang bagus atau tidak bagus, yang sehat atau sakit, dan yang pintar atau tidak pintar. “Allah menciptakan manusia dalam kepelbagaian, seperti alam semesta. Allah menciptakan manusia dalam persekutuan dengan-Nya dan sesama. Bagian inilah yang menentukan.” lanjut Barth.
“Manusia diberi roh.” kata Barth. Dalam Kitab Perjanjian Baru, lanjut perempuan berusia 88 tahun itu, roh berarti “diberi karunia”, sementara dalam Kitab Perjanjian Lama, roh artinya “hidup”. Artinya, manusia hidup karena roh.
Perempuan kelahiran Jenewa itu menjelaskan, masing-masing manusia mempunyai gen dari ayah atau kakek dan nenek. Hal tersebut merupakan sejarah hidup manusia. Inilah yang dikehendaki Allah. “Ada jutaan pohon, kembang, dan manusia yang berbeda. Yang membedakan mahluk yang satu dengan yang lainnya ialah ujian Allah dan cobaan hidup yang diterimanya.” Kata Barth.
Terkait dengan tema kuliah umum, yakni “Kitab Ayub dan Tafsir Feminis Krsten”, Kitab Ayub, di satu sisi mengisahkan hidup yang benar, namun di sisi lainnya menampilkan pencobaan atas hidup yang benar itu, dengan mengizinkan setan menguji hidup Ayub. Dalam kitab tersebut pula muncul perdebatan pemahaman di antara teman-teman Ayub yang mengatakan bahwa penderitaan yang Ayub alami merupakan akibat dari pelanggarannya kepada Tuhan. Tantangan teologisnya, mempertanyakan kemahatahuan Tuhan, termasuk terhadap kesalehan hidup Ayub.
Kuliah umum tersebut dimoderatori oleh Agustinus Setiawidi, Th.D, dosen pengampu mata kuliah Perjanjian Lama, dan Septemmy E. Lakawa, Th.D, dosen pengampu mata kuliah Misiologi. Acara ini dihadiri oleh segenap civitas akademika STT Jakarta dan kalangan umum.
Editor : Bayu Probo
Empat Kue Tradisional Natal dari Berbagai Negara
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Perayaan Natal pastinya selalu dipenuhi dengan makanan-makanan berat untu...