Bubrah
SATUHARAPAN.COM Bubrah. Rusak. Ajur-ajuran. Banyak lagi istilah untuk menggambarkan relasi yang tidak baik. Agaknya munculnya banyak istilah itu disebabkan semakin seringnya manusia gagal dalam berhubungan dengan sesamanya. Namun, bukan berarti tidak ada yang berhasil. Kata-kata seperti rukun, tentrem, ayem, sumanak menggambarkan bagaimana manusia telah berjuang dan mendapatkan hasil yang baik.
Konflik antarmanusia memang sudah ada sejak awal penciptaan. Sejak dunia dicipta segala sesuatu berada dalam relasi yang tidak semestinya. Segala sesuatu bercampur aduk jadi satu. Semuanya serba gelap dan membingungkan. Kehadiran terang menjadikan segala sesuatu bisa terlihat secara jelas. Semua jadi jelas diurai dan diatasi. Maka setelah terang ada, Allah memisahkan terang dan gelap, air dan daratan. Dan untuk semuanya itu Allah menyatakan sungguh amat baik.
Namun, situasi itu tak berlangsung lama. Manusia yang ditetapkan sebagai mandataris Allah untuk menjaga keharmonisan hidup ternyata gagal. Kehendak bebas dan dorongan-dorongan kuasa lain telah mempengaruhi hidup manusia, sehingga manusia akhirnya justru menjadi sebab terjadinya ketidakharmonisan. Kisah saling menyalahkan antara Adam dan Hawa dilanjutkan dengan kisah kegagalan menjaga hubungan antarsaudaraKain membunuh Habil. Dan kisah itu terus berlanjut hingga kini.
Namun demikian, harapan selalu ada untuk menggapai situasi ayem, tentrem, dan sumanak. Allah, Sang Raja Damai, telah berdamai dengan manusia melalui kematian dan kebangkitan Yesus Kristus. Semuanya itu bertujuan agar manusia pun belajar berdamai satu dengan lainnya. Dan inilah yang akan membuat mereka disebut sebagai anak-anak-Nya.
Editor: ymindrasmoro
Email: inspirasi@satuharapan.com
Dampak Childfree Pada Wanita
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Praktisi Kesehatan Masyarakat dr. Ngabila Salama membeberkan sejumlah dam...