Bukan Kontrak, Melainkan Kovenan
SATUHARAPAN.COM Seorang teman baru saja batal menikah. Selidik punya selidik, ternyata Sang Kekasih menghendaki adanya perjanjian pisah harta dalam perkawinan mereka. Mendengar itu saya mengangguk-angguk setuju. Jika harta saja tidak ingin dipersatukan, apalagi hati. Bukankah Sang Bijak berkata, Di mana hartamu berada, di situ pula hatimu berada.
Melihat banyaknya keluarga yang hancur berantakan dan betapa rapuhnya perkawinan akhir-akhir ini, saya teringat perbedaan cinta agape dan cinta eros. Agape adalah kasih walaupun: walaupun dia tidak menarik lagi, saya tetap mencintainya. Sedangkan eros adalah kasih jikalau: hanya jikalau dia tetap kaya, maka saya akan tetap mencintainya. Dapatkah manusia rapuh memiliki cinta sejernih agape? Mari kita lihat kembali Janji Pernikahan, adakah kata jika atau jikalau di sana?
Sungguh, perkawinan bukan sekadar kontrak, sebuah berkas yang ditandatangi bersama sebelum akad nikah. Panggilan perkawinan adalah panggilan kovenan. Kontrak menjadi batal ketika salah satu pihak melanggar kontrak. Di dalam kontrak, para pihak yang berjanji bersedia memenuhi kewajibannya selama pihak lain juga memenuhi kewajibannya. Namun dalam kovenan, kedua pihak berjanji untuk melaksanakan kewajibannya terlepas dari apakah pihak lain melaksanakan kewajibannya atau tidak. Pengkhianatan salah satu pihak tidak menyebabkan kovenan berakhir sepanjang pihak lain berpegang teguh pada janjinya.
Dalam kovenan kita berjanji untuk terus mencintai mencintai meski diri kita sendiri tersakiti. Dan kita tidak keluar dari kovenan apa pun yang terjadi! Demikian, teman saya itu menyimpulkan. Mata sedihnya memancarkan keteguhan. Wah saya bangga melihatnya karena dia mengenali dari mana datangnya keteguhan itu kekuatan itu berasal dari Sang Penggagas kovenan.
Editor: ymindrasmoro
Email: inspirasi@satuharapan.com
Jenderal Rusia Terbunuh oleh Ledakan di Moskow, Diduga Dilak...
MOSKOW, SATUHARAPAN.COM-Kementerian Luar Negeri Rusia mengatakan pada hari Rabu (18/12) bahwa Rusia ...