Capres Filipina Dikecam Karena Pernyataannya Lecehkan Perempuan
MANILA, SATUHARAPAN.COM – Calon kuat Presiden Filipina, Rodrigo Duterte, yang dalam kampanyenya menjanjikan tegas memerangi kejahatan, pada hari Minggu (17/4) dikecam setelah tersebarnya sebuah video pada hari Minggu (17/4) yang menampilkan dia bercanda tentang korban pemerkosaan asal Australia yang dibunuh.
Duterte, yang menjanjikan bersikap tegas terhadap kejahatan jika terpilih pada pemilihan bulan depan. Namun dia muncul dalam sebuah video yang diunggah di YouTube dan berkomentar tentang misionaris perempuan asal Australia.
Perempuan itu melayani pada sebuah penjara di Davao, Filipina selatan. Dia diperkosa dan dibunuh dalam kerusuhan di antara nara pidana pada tahun 1989. Duterte adalah wali kota Davao pada saat itu.
"Mereka memperkosa semua perempuan... Ada misionaris dari Australia ini ... ketika mereka membawa mereka keluar ... Saya melihat wajahnya dan aku berpikir: keparat! Sayangnya... mereka memperkosanya, mereka semua berbaris. Aku marah dia diperkosa, padahal dia sangat cantik. Saya pikir, wali kota seharusnya yang pertama," kata Duterte mengatakan pada kerumunan orang yang mendukungnya dalam sebuah kampanye, dan mereka tertawa.
Duterte, yang menggunakan tindakan ekstra-yudisial terhadap tersangka kejahatan dibanggakan oleh warga pada saat menjadi wali kota Davao. Dia memimpin di antara kandidat presiden pada pemilihan 9 Mei mendatang, menurut survei pada 3 April.
Pernyataan Menjijikkan
Saingannya , terutama kelompok perempuan dan komentator di media sosial dengan cepat mengecam Duarte, namun dia membantah telah melakukan kesembronoan.
Juru bicara Presiden Benigno Aquino, Herminio Coloma, menurut AFP, mengatakan bahwa komentar itu menunjukkan "kurang layaknya sebagai presiden" dan "mengucapkan yang tidak menghormati perempuan".
Aquino, yang di bawah konstitusi tidak bisa maju untuk masa jabatan kedua, mendukung kandidat lain, mantan menteri dalam negeri, Mar Roxas, yang berada di bawah Duterte dalam survei itu.
Calon presiden saingan lainya, Wakil Presiden, Jejomar Binay, menyebut pernyataan Duterte ini "sangat menjijikkan". "Anda adalah maniak gila yang tidak menghormati perempuan dan tidak layak untuk menjadi presiden," kata Binay dalam sebuah pernyataan, seperti dikutip AFP.
Kandidat lainnya, Senator Rahmat Poe, yang tepat di belakang Duterte dalam survei, mengatakan komentarnya itu sebagai "menjijikkan dan tidak dapat diterima, dan mencerminkan rasa tidak hormatnya pada perempuan".
Menolak Tuduhan
Dalam respon juga diunggah di YouTube, Duterte bersikeras bahwa dai menceritakan peristiwa tahun 1989 itu dan tidak untuk membuat lelucon tentang mereka. "Itu bukan lelucon. Saya berkata dalam sebuah narasi," katanya.
"Saya sangat marah ketika saya berbicara. Saya berkata 'anak pelacur', dia secantik bintang film Amerika. Mereka harus mendapatkannya sebelum saya. Jadi membunuh mereka semua,” kata Duterte dan dia menolak untuk meminta maaf atas pernyataannya. Dia bersikeras bahwa "Ini adalah cara laki-laki berbicara."
Komentar Warga
Satu warga Filipina berkomentar di Twitter: "Saya menangis setelah menonton Duterte tentang pemerkosaan orang Australia. Saya tidak bisa membayangkan bagaimana para pengikutnya bisa menertawakan hal itu. "
Perempuan kelompok Gabriela juga menyerang pernyataan itu dan mengatakan bahwa pemerkosaan atau bentuk lain dari pelecehan seksual bukan "sesuatu yang pantas disepelekan dalam lelucon", terutama oleh seseorang yang mau jadi presiden.
Banyak orang Filipina yang merasa malu akibat pernyataan vulgar Duterte yang membanggakan tentang penaklukan seksual dan perang yang dijanjikannya terhadap kejahatan.
Namun ketika dia menyebut Paus Fransiskus "anak pelacur," dalam pidatonya pada November lalu, para pengikutnya di negara yang mayoritas pemeluk Katolik taat itu cepat memaafkan dia.
Jakbar Tanam Ribuan Tanaman Hias di Srengseng
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Suku Dinas Pertamanan dan Hutan Kota Jakarta Barat menanam sebanyak 4.700...