Cendekiawan Mesir Mundur dari Dewan Ulama Al-Azhar
KAIRO, SATUHARAPAN.COM - Yousef El - Qaradawi, seorang cendekiawan Islam Mesir berpengaruh yang dekat dengan Ikhwanul Muslimin, mengumumkan bahwa dia mengundurkan diri dari jabatan badan penasihat Al-Azhar.
Dalam sebuah pernyataan di halaman Facebook pribadinya pada hari Minggu (1/12), Qaradawi mengatakan bahwa dia mengundurkan diri dari Dewan Ulama Al-Azhar, sebuah badan penasihat penting dalam lembaga tersebut.
Dalam pernyataan itu, ulama ini juga mengecam dukungan lembaga keagamaan itu terhadap apa yang disebutnya sebagai "kudeta militer" terhadap presiden asal Ikhwanul Muslimin, Mohammed Morsi pada bulan Juli.
"Saya tujukan pengunduran diri saya ini kepada orang-orang Mesir, karena mereka adalah pemilik sebenarnya dari Al-Azhar, dan bukan syekh Al-Azhar," kata dia dalam pernyataan itu.
Seorang pejabat tingkat tinggi di Al-Azhar, Abbas Shouman, yang berbicara melalui telepon pada saluran TV Mehwar pada Senin (2/12) malam, mengatakan bahwa Al-Azhar belum menerima pemberitahuan resmi pengunduran tersebut.
Tuduhan Menghina Imam Besar
El-Qaradawi menjelaskan bahwa Imam Besar Al-Azhar, Ahmed El-Tayyeb, dan pemimpin kunci lain dalam lembaga itu, sebagai pendukung "kudeta militer yang diperkosa oleh kantor presiden Mesir."
Ulama yang saat ini tinggal di Qatar itu juga mengkritik komite ulama tinggi karena tidak berbicara menentang "pembantaian baru-baru ini" dan "kejahatan" yang "meneror" rakyat Mesir.
Beberapa cendekiawan Al – Azhar, pada bulan Juli menuntut pemerintah mencabut keanggotaan El-Qaradawi dari dewan ulama, karena menghina El-Tayyeb. Namun pejabat di Al-Azhar mengatakan bahwa keanggotaan El-Qaradawi tak bisa dicabut.
El-Qaradawi meninggalkan Mesir pada tahun 1961 setelah ditahan tiga kali selama rezim mantan presiden Gamal Abdel-Nasser. Dia pindah ke Qatar pada tahun 1962, dan kembali ke Mesir pada tahun 2011 setelah penggulingan Presiden Hosni Mubarak.
El-Qaradawi dipandang sebagai pendukung yang vokal bagi Ikhwanul Muslimin. Dia menyampaikan kritik yang tajam baru-baru ini di media Mesir dan di jaringan sosial, dan menyerang tentara Mesir selama program TV-nya yang disiarkan di saluran Al Jazeera. Dalam satu penampilan dia menyerukan jihad melawan "kekuasaan militer" di Mesir. (ahram.org.eg)
Empat Kue Tradisional Natal dari Berbagai Negara
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Perayaan Natal pastinya selalu dipenuhi dengan makanan-makanan berat untu...