Detik-detik Meninggalnya Aylan Kurdi
Abdullah berusaha menyelamatkan anak-anaknya supaya jangan tenggelam. Anak-anak itu berkata kepadanya, "Daddy, jangan mati."
TORONTO, SATUHARAPAN.COM - Foto bocah Suriah berusia tiga tahun yang tewas karena tenggelam saat mencoba mencapai Eropa telah menyebar lewat media sosial dan mengundang duka seluruh dunia. Aylan Kurdi, bocah itu, tampak tertelungkup di tepi pantai sementara ombak sesekali menjilat jasadnya. Seorang polisi Turki kemudian mengangkat jenazahnya.
Fatima Kurdi, bibinya yang tinggal di Toronto, Kanada, menuturkan kembali bagaimana detik-detik terakhir sebelum keponakannya itu meninggal, sebagaimana diceritakan oleh ayah anak itu (kakak laki-lakinya) kepadanya.
Menurut Fatima, tatkala anak-anak itu bergelantungan di lengan ayah mereka saat kapal yang mereka tumpangi terbalik dan mereka terapung di laut, anak-anak itu berkata kepada ayahnya, "Daddy, jangan mati." Teriakan itu untuk menyemangati ayah mereka agar kuat menopang mereka di tengah laut.
Fatima Kurdi, sang bibi, mengatakan tangisan dan teriakan anak-anak yang tengah sekarat itu adalah permohonan kepada ayah mereka, Abdullah Kurdi, agar menyelamatkan mereka yang tengah berjuang hidup di Laut Aegea. Saudara Aylan, Galip, 5 tahun, dan ibu mereka, Rehan, juga tewas, meninggalkan Abdullah sebagai satu-satunya yang selamat.
Fatima Kurdi berbicara kepada wartawan dalam sebuah wawancara dan mengungkapkan rasa bersalahnya telah mengirimkan uang kepada keluarga kakaknya itu untuk membayar penyelundup manusia yang menempatkan mereka dalam perahu tipis untuk menyeberangi laut dari Turki.
Foto Aylan Kurdi yang terdampai di pantai Turki, menjadi berita utama dunia pada hari Rabu (2/9) yang menjadi titik balik dalam perdebatan apakah Eropa akan mengizinkan para pencari suaka dari Suriah memasuki wilayah mereka.
Fatima Kurdi yang telah berbicara dengan Abdullah Kurdi, mengatakan kepada The Times bahwa Abdullah mengungkapkan kepadanya bagaimana ia panik mencoba menyelamatkan nyawa anak-anaknya sementara juga berusaha untuk tidak tenggelam.
"Ketika perahu terbalik dan gelombang (laut) terus menekan, dua anak laki-lakinya berada di pelukannya," kata Fatima dengan isak tangis.
"Dia mencoba dengan segala kekuatannya untuk mendorong mereka ke atas air untuk bernapas dan mereka (anak-anak itu) berteriak:. 'Ayah, jangan mati'"
Segera, katanya, Abdullah menyadari bahwa Galip sudah meninggal, jadi dia membiarkan dia pergi.
"Dia mencoba untuk menyelamatkan yang kedua, Aylan. Abdullah menatapnya dan ada darah yang datang dari matanya. Jadi Abdullah menutup matanya dan membiarkan dia pergi. Dia melihat sekeliling untuk mencari istrinya. Istrinya itu mengambang di air.
Kepada Fatima, Abdullah berkata, "Aku mencoba dengan segala kekuatanku untuk menyelamatkan mereka, aku tidak bisa. "
Fatima Kurdi, seorang penata rambut yang selama ini tinggal di Toronto, menghubungi kakaknya dan keluarganya ketika mereka pertama kali mencoba untuk bermigrasi ke Kanada pada awal tahun ini. Mereka mengklaim suaka mereka ditolak, meskipun mereka sudah mengatakan bahwa mereka berasal dari Kobane di Suriah utara yang dikuasai oleh ISIS.
Fatima menambahkan bahwa dia telah berbicara dengan dua keponakannya di telepon dua minggu yang lalu. Salah satunya, yaitu Galip, berharap untuk dibelikan sepeda baru ketika ia mencapai Eropa.
Fatima mengatakan dia sekarang menyesal mengirim keluarga itu uang yang memfasilitasi perjalanan yang berakhir dengan tragedi. Namun, kata Fatima, Abdullah telah mengatakan kepadanya:. "Jangan menyalahkan diri sendiri. Kamu melakukannya untuk membantu kami." (the telegraph)
Korban Pelecehan Desak Vatikan Globalkan Kebijakan Tanpa Tol...
ROMA, SATUHARAPAN.COM-Korban pelecehan seksual oleh pastor Katolik mendesak Vatikan pada hari Senin ...