Disukai Tuhan dan Manusia
SATUHARAPAN.COM – Salim Said pernah menyampaikan opininya tentang bangsa-bangsa. Begini kira-kira isinya: ”Sebuah bangsa maju karena takut pada hal tertentu. Taiwan maju karena takut dicaplok Tiongkok. Korsel maju karena takut terhadap Korut. Yahudi maju karena takut berada di tengah -tengah bangsa Arab. Indonesia sulit maju. Mengapa? Karena Tuhan pun tidak ditakutinya! Sebelum menjabat, setiap pejabat selalu bersumpah di bawah kitab suci. Tapi banyak di antara mereka yang ketangkap karena korupsi.”
Kecenderungan manusia, sebagaimana banyak terlihat di masyarakat kita, suka menampilkan apa yang baik di depan sesama manusia, namun tidak di hadapan Tuhan. Suka berpura-pura. Suka bersandiwara. Orang seperti ini bisa terlihat suci, tetapi sebenarnya hobi korupsi, bisa terkesan rohani tetapi sebenarnya budak nafsu duniawi. Samuel tidak begitu. Ia baik di depan manusia dan di depan Tuhan. Itu sebab, ia disenangi Tuhan dan manusia (lih. 1Sam. 2:26).
Hidup seperti Samuel adalah hidup dalam integritas. Hidup yang sama kualitasnya di depan sesama yang kelihatan dan Tuhan yang tidak kelihatan. Hidup yang tetap baik dalam setiap keadaan, baik dilihat orang maupun tidak. Persoalan besar negeri adalah defisit integritas. Orang-orangnya banyak yang pura-pura baik dan benar.
Padahal Pancasila sudah mengajarkan, kalau iman kepada Tuhan perlu tampak melalui perbuatan baik dan benar kepada sesama. Begitu juga sebaliknya. Perbuatan baik dan benar kepada sesama didasari rasa cinta kepada-Nya, sehingga kebaikan dan kebenaran akan tetap dikerjakan walau tidak dilihat orang.
Editor : Yoel M Indrasmoro
Rusia Serang Infrastruktur Energi Ukraina pada Hari Natal
KIEV, SATUHARAPAN.COM-Rusia meluncurkan serangan rudal dan pesawat nirawak besar-besaran yang menarg...