HRW: Tentara Sudan Selatan Lakukan Pembunuhan Suku
NAIROBI, SATUHARAPAN.COM - Tentara Sudan Selatan dan kelompok pemberontak membunuh warga atas dasar suku mereka, kata Human Rights Watch pada Kamis (19/12), sementara pertempuran sengit berhari-hari dikhawatirkan memuncak menjadi perang saudara.
Ratusan orang terbunuh dan ribuan warga lain, yang ketakutan, melarikan diri untuk mencari perlindungan di markas PBB sejak pertempuran meletus pada Minggu di ibu kota Juba.
"Tentara di Juba kadangkala menanyai orang-orang mengenai etnis mereka sebelum membunuh atau melepas mereka, atau mengidentifikasi mereka dari torehan luka," kata HRW mengutip beberapa saksi mata.
Kebanyakan warga Sudan Selatan secara tradisional membuat torehan luka yang menunjukkan kesukuan di muka dan tubuh mereka.
"Kami sangat prihatin bahwa serangan berdasar etnis pada semua pihak akan mengarah pada serangan balasan dan semakin banyak kekerasan," kata direktur HRW untuk Afrika Daniel Bekele dalam sebuah pernyataan.
Presiden Salva Kiir menuding seterunya yang juga mantan wakilnya Riek Machar bertanggung jawab atas pertumpahan darah akibat upaya kudeta yang dilakukannya. Tentara yang masih setia pada Presiden berhasil menguasai kota utama Bor.
Pertempuran tersebut memicu kekhawatiran terjadinya konflik etnis, mengingat Kiir berasal dari etnis mayoritas Dinka sedangkan Machar dari suku Nuer.
Pemerintah Sudan Selatan berulangkali mengatakan pertempuran itu merupakan masalah politik bukan etnik, namun laporan HRW menyebutkan banyak kasus dimana warga sipil dibunuh hanya karena suku mereka.
"Tentara pemerintah... dan polisi menanyai penduduk mengenai etnis mereka dan sengaja menembak etnis Nuer," kata HRW, mengutip laporan dari saksi dan korban.
Juga ada laporan bahwa "etnis Dinka menjadi target di Juba dan di kota Bor oleh tentara Nuer," tambah HRW.
Jurubicara angkatan darat Philip Aguer mengatakan Kamis, sekitar 450 orang tewas di Juba sejak meletusnya pertempuran pada Minggu malam, namun menambahkan bahwa tentara berhasil mengatasi keadaan di ibukota negara termuda di dunia itu.
Seorang perempuan di Juba mengatakan kepada HRW, ia melihat lelaki bersenjata dari Dinka maupun Nuer "bergerak dari rumah ke rumah sepertinya mencari anggota kelompok etnis lawan".
Dalam sebuah kasus, seorang lelaki menggambarkan bagaimana tentara mengeksekusi tujuh lelaki Nuer yang bersembunyi di sebuah kompleks di distrik Gudele, Juba. Ia menggambarkan bagaimana salah seorang bersembunyi dalam tong air dan dibunuh di situ.
Warga sipil juga terbunuh dalam baku tembak, sementara beberapa penduduk menceritakan dua kasus saat tank-tank bergerak menuju rumah-rumah dan para saksi mata melihat tubuh-tubuh yang hancur dilindas tank. (AFP)
Korban Pelecehan Desak Vatikan Globalkan Kebijakan Tanpa Tol...
ROMA, SATUHARAPAN.COM-Korban pelecehan seksual oleh pastor Katolik mendesak Vatikan pada hari Senin ...