ISIS Teroris Terkaya dan Paling Berbahaya Sepanjang Sejarah
NUSA DUA,BALI, SATUHARAPAN.COM – ISIS atau NIIS (Negara Islam Irak dan Suriah) mungkin bisa disebut sebagai kelompok teroris terkaya di dunia. Kelompok ini berbahaya karena tidak saja antidemokrasi, melainkan juga tidak islami meskipun mengusung atribut Islam.
"Dengan memiliki miliaran dolar, ISIS mungkin kelompok teroris terkaya dalam sejarah, dan mereka mempromosikan ideologi ekslusif yang berbahaya, tidak hanya antidemokrasi, tetapi juga tidak islami," kata Presiden Susilo Bambang Yudhoyono saat membuka Forum Demokrasi Bali atau BDF VII di Bali International Convention Center (BICC), Nusa Dua, Bali, Jumat (10/10).
Di Indonesia, kata Presiden, pemerintah dan masyarakat, termasuk kelompok Islam, telah secara terbuka menyatakan penolakan terhadap ideologi ISIS. Hal ini karena bertentangan nilai-nilai persatuan, toleransi, pluralisme, dan penghormatan terhadap semua agama.
"Kami telah melarang keras ISIS di Indonesia, baik sebagai sebuah organisasi dan ideologi, dan kami melarang setiap orang Indonesia untuk bergabung dengan kegiatan ISIS luar negeri," kata presiden.
Menurut presiden, solusi militer saja tidak cukup untuk menghadapi ancaman ISIS. Dibutuhkan juga langkah-langkah politik dan lainnya yang akan mengatasi akar penyebab konflik yang sedang berlangsung.
"Dengan demikian diharapkan kita dapat menghentikan siklus kekerasan dan ektrimisme di lapangan," kata presiden.
Pada kesempatan ini Presiden menyampaikan kekhawatirannya terhadap kecenderungan memburuknya hubungan antara negara-negara besar pada tingkat makro, yang melibatkan Amerika Serikat, Rusia, Eropa, RRT, dan Jepang. Misalnya, dalam kasus hubungan Rusia - AS dan Rusia - Eropa, hal ini dipicu oleh konflik di Ukraina. Tidak ada tanda yang jelas, kapan dan bagaimana konflik di Ukraina akan diselesaikan" kata presiden.
"Selain itu, kami juga melihat transisi demokrasi dalam kesulitan, khususnya di Timur Tengah. Transisi politik di Mesir, Irak, Tunisia, dan Libya masih berkembang, dan beberapa masih rentan. Dan belum ada akhir yang terlihat untuk konflik di Suriah," katanya. (presidenri.go.id)
Editor : Bayu Probo
Awas Uang Palsu, Begini Cek Keasliannya
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Peredaran uang palsu masih marak menjadi masalah yang cukup meresahkan da...