Pemuka Agama Kristen Desak Pengakuan Negara Palestina
YERUSALEM, SATUHARAPAN.COM – Tiga pemuka agama Kristen di Yerusalem pada Jumat (10/10) meminta pemerintah negara-negara Eropa untuk mengakui negara Palestina dengan Yerusalem timur sebagai ibu kotanya.
Imbauan dari uskup Katolik, Ortodoks Yunani, dan Lutheran, itu muncul setelah anggota Uni Eropa (UE), Swedia, pekan lalu mengumumkan niatnya mengakui status negara Palestina, yang membuat marah Israel.
“Dari Yerusalem, ibu kota kami yang diduduki, kami mengirim pesan darurat kepada seluruh dunia dan terutama Eropa, kami mendambakan keadilan dan perdamaian,” ujar tiga petinggi gereja tersebut dalam sebuah surat terbuka yang ditandatangani tiga petinggi agama tersebut.
Mengakui Palestina dan mendefinisikan kembali perbatasan Israel adalah langkah pertama untuk mencapai tujuan itu.
Tiga pemuka agama Kristen yang menandatangani surat tersebut adalah mantan patriark Latin dari Yerusalem, Michel Sabbah, uskup Ortodoks Yunani dari Sebastia, Atallah (Theodosios) Hanna, dan Presiden Federasi Lutheran Dunia Uskup Munib Younan.
“Kami lelah mengimbau kelanjutan negosiasi, sementara kami tidak bisa datang ke gereja karena kekuatan asing dan masyarakat kami terus direndahkan karena pendudukan yang tidak diinginkan ini,” demikian isi surat tersebut.
Eropa memiliki kewajiban moral, hukum, dan politik, untuk meminta pertanggungjawaban Israel dan mendukung inisiatif nonkekerasan Palestina untuk mengakhiri pendudukan Israel, termasuk mengakui Negara Palestina terkait perbatasan pada 1967 dengan Yerusalem timur sebagai ibu kotanya. (AFP/Ant/jpsot.com)
AS Laporkan Kasus Flu Burung Parah Pertama pada Manusia
NEW YORK, SATUHARAPAN.COM-Seorang pria di Louisiana, Amerika Serikat, menderita penyakit parah perta...