Kepemimpinan ala Rumpun Pisang
Generasi kepemimpinan baru akan menjadi besar seiring dengan terbukanya ruang untuk bertumbuh seperti yang diberikan induk pisang.
SATUHARAPAN.COM – Tanaman pisang mudah kita jumpai, mudah tumbuh, dan tidak gampang mati walau berada di tempat yang sedikit air. Bahkan, tidak perlu perawatan khusus.
Pisang tidak pernah tumbuh sendirian, selalu dalam rumpun. Semula memang berasal dari satu bonggol saja. Tetapi, setelah hidup selalu akan membentuk rumpun. Seluruh tubuhnya berguna, baik buah, batang, dan daunnya menjadi makanan bagi manusia dan ternak.
Siklus hidup pohon pisang hanya sekali, diawali dengan tumbuh, menjadi besar, dan berbuah. Setelah berbuah, berakhirlah masa hidupnya. Hidupnya relatif singkat. Namun, sebelum kematian tiba, Sang Pisang telah menghasilkan tunas-tunas baru di sekelilingnya. Induk pisang tidak mendominasi dan jauh dari semangat invidualistik. Ia sadar akan kesempatannya yang cuma sekali. Dan sesudah itu harus ada tunas baru yang melanjutkan kehidupan. Induk pisang tidak membesarkan diri sendiri, tetapi memberi ruang kepada tunas muda untuk berkembang dan menjadi besar pula.
Pisang berbeda dengan pohon besar lainnya. Pohon besar lainnya menjulurkan batang dan daun ke mana-mana sehingga menghalangi cahaya matahari ke bawahnya dan dengan begitu tidak memungkinkan adanya kehidupan lain di sekitarnya.
Kepemimpinan ala rumpun pisang memberi pesan tersendiri bagi masyarakat Indonesia masa kini. Janganlah menjadi pemimpin yang mendominasi! Tetapi, jadilah pemimpin yang menyiapkan para pemimpin baru. Supaya bila masa berakhir itu tiba, telah tersedia sejumlah tunas baru dengan keahlian yang telah dipersiapkan.
Kepemimpinan dibatasi umur. Karena itu, penting untuk menyiapkan generasi baru yang siap menerima tongkat estafet kepemimpinan. Generasi kepemimpinan baru akan menjadi besar seiring dengan terbukanya ruang untuk bertumbuh seperti yang diberikan induk pisang.
Kepemimpinan juga tidak hanya berbicara tentang skill individu, tetapi kemampuan individu itu harus dikembangkan dalam kebersamaan. Individualistik akan mudah patah dan pekerjaan akan terhambat, namun dalam kebersamaan kualitas kepemimpinan akan semakin jauh lebih baik.
Mari belajar dari kepemimpinan ala rumpun pisang!
Editor: ymindrasmoro
Email: inspirasi@satuharapan.com
Dampak Childfree Pada Wanita
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Praktisi Kesehatan Masyarakat dr. Ngabila Salama membeberkan sejumlah dam...