Korban Salat Id di Tolikara Diminta Tak Balas Bakar Gereja
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM – Anggota Majelis Pertimbangan Persekutuan Gereja-gereja di Indonesia (MP PGI) Pendeta Phil Karel Erari meminta korban pembakaran masjid dan sejumlah kios saat salat Idul Fitri di Karubaga, Kabupaten Tolikara, Provinsi Papua Barat, pada Jumat (17/7) pukul 07.00 WIT, tidak melakukan aksi balas dendam dengan melakukan aksi membakar gereja.
“Atas nama kemanusiaan, kita meminta agar pembakaran masjid jangan dibalas lagi dengan membakar gereja atau membunuh orang Papua,” ujar Pendeta Phil dalam siaran pers yang diterima satuharapan.com, di Jakarta, Jumat (17/7).
Baca juga: |
Menurut dia, MP PGI meminta aparat keamanan segera menyelidiki kasus yang telah menyebabkan enam unit rumah dan 11 kios terbakar itu. Sebab, kejadian seperti itu belum pernah terjadi di Papua, apalagi sampai aksi pembakaran masjid.
“Segera diselidiki penyebabnya. Kita prihatin sebagai orang Papua, karena belum pernah terjadi sebelumnya masjid dibakar,” ucap Pendeta Phil.
Lebih lanjut, kata dia, masyarakat Papua sangat menghormati keberadaan rumah ibadah, bahkan menilai bangunan tersebut sebagai rumah Tuhan. Pendeta Phil pun menyebut aksi yang terjadi tepat ketika umat Muslim tengah menjalankan salat Idul Fitri itu sebagai perbuatan pidana.
“Orang Papua sangat menghormati rumah ibadah sebagai rumah Tuhan. Baik itu gereja maupun masjid. Kepada pihak aparat, diminta agar latar belakang peristiwa ini diusut tuntas, dan tidak terpolitisir, ini suatu perbuatan pidana,” tutur anggota MP PGI itu.
Editor : Eben E. Siadari
Ikuti berita kami di Facebook
Puluhan Anak Muda Musisi Bali Kolaborasi Drum Kolosal
DENPASAR, SATUHARAPAN.COM - Puluhan anak muda mulai dari usia 12 tahun bersama musisi senior Bali be...