Lapan Rancang UAV Berdaya Jelajah 400 Kilometer
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Pesawat tanpa awak atau unmanned aerial vehicle (UAV), yang dirancang Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (Lapan) untuk penanganan bencana lewat potret udara, kelak tidak hanya mampu terbang sejauh 200 kilometer (km). UAF LSU-02 hasil produksi dalam negeri tengah diuji kemampuannya untuk terbang sejauh 400 km.
Keterangan Kepala Bidang Afionik Lapan Ari Sugeng di kantor pusat teknologi dan data penginderaan jauh Lapan, Jakarta Timur, baru-baru ini, UAF LSU-02 telah sukses terbang sejauh 200 km. Kesuksesan ini telah masuk rekor MURI. Namun, lanjutnya, kemampuan terbang pesawat ini tidak sebatas itu. Kami sedang mengujinya agar UAF LSU-02 mampu terbang sejauh 400 km, ujarnya.
Degan kemampuan terbang sejauh itu, lanjutnya, pesawat ini bisa lebih berdaya guna. Sebelumnya, pesawat ini telah dimanfaatkan untuk memotret kondisi Gunung Merapi. Dalam pemotretan ini, UAF LSU-02 terbang pada ketinggian 2.000 meter di atas permukaan laut. Saat banjir bandang di Jakarta, pesawat ini diterbangkan untuk memantau kawasan-kawasan yang tergenang banjir.
Bila kemampuan jelajahnya bisa sejauh 400 km, Ari Sugeng berkeyakinan bahwa pesawat ini bisa lebih berdaya guna lagi. Seperti, untuk memantau kebakaran hutan. Tidak hanya itu, UAV bisa untuk mendeteksi pencurian ikan atau illegal fishing. Atau bisa dimanfaatkan pihak militer untuk mengintai pertahanan musuh.
Selain menguji UAV agar mampu terbang sejauh 400 km, Lapan juga sedang merancang pesawat sejenis dengan kemampuan angkut beban seberat 30 kilogram (kg). Untuk itu bentang sayapnya yang dikembangkan dengan ukuran 5,5 meter (m). Berbagai inovasi ini, papar Ari Sugeng, UAV menjadi pesawat serbaguna untuk diterbangkan ke berbagai medan. Dan yang terpenting, gambar hasil pemotretan melalui pesawat ini lebih jelas Apalagi pesawat bisa diterbangkan rendah, sehingga gambar hasil pemotretan tidak lagi terhalang awan.
Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) DKI Jakarta pun telah terbantu oleh adanya UAV. Seperti dikemukakan Kepada Bidang Informatika dan Pengendalian BPBD DKI Jakarta Edy Junaidi, pesawat ini memudahkan dalam penyelamatan warga di kawasan banjir. Informasi dari hasil pemantauan pesawat ini, tuturnya, sangat cepat dan akurat sehingga langkah pertolongan terhadap para korban banjir pun bisa dilaksanakan dengan cepat.
Ke depan, diharapkan pesawat ini tidak diterbangkan saat terjadinya bencana, tapi bisa untuk memantau kondisi daya dukung tanah di Jakarta, sehingga upaya untuk membebaskan Jakarta dari banjir bisa segera direalisasikan.
Kepala Bidang Pemetaan Kebencanaan dan Perubahan Iklim Badan Informasi Geospasial (BIG) Sumaryono pun mengemukakan bahwa pemanfaatan UAV penting untuk menjadi bagian dari penanganan bencana. UAV, tuturnya, dapat dijadikan bagian dari rapid mapping, yakni satu upaya pelayanan informasi yang cepat bagi kegiatan tanggap darurat.
KPK Geledah Kantor OJK Terkait Kasus CSR BI
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Penyidik Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) menggeledah kantor Otoritas J...