Malaysia: Kekerasan Terhadap Rohingya adalah Pembersihan Etnis
KUALA LUMPUR, SATUHARAPAN.COM – Malaysia telah mengeluarkan kecaman keras terhadap perlakuan terhadap Muslim Myanmar Rohingya, dan menyebut tindakan yang dilakukan Myanmar adalah pembersihan etnis.
Menurut Christian Today, pada hari Sabtu (3/12), pernyataan ini dirilis menjelang pawai solidaritas yang direncanakan dihelat di Kuala Lumpur dan dihadiri oleh Perdana Menteri Najib Razak.
Ini adalah kritik terbaru dari Malaysia terhadap Myanmar karena aksi kekerasan terus terjadi di negara bagian Rakhine. Empat tahun lalu, sempat terjadi bentrokan antara umat Buddha dan Muslim, yang menewaskan ratusan orang.
“Fakta bahwa hanya satu etnis tertentu sedang didorong keluar sama artinya dengan pembersihan etnis,” menurut Malaysia Foreign Ministry atau Kementerian Luar Negeri Malaysia dalam sebuah pernyataan.
"Praktik ini harus berhenti, agar tercipta rasa aman dan stabilitas di kawasan Asia Tenggara,” lanjut pernyataan tersebut.
Ratusan orang telah menyeberangi perbatasan ke Bangladesh, dan sejumlah etnis Rohingya mengalami pelanggaran hak asasi manusia oleh pasukan keamanan, dan Malaysia mengklaim bahwa jumlah etnis Rohingya yang mengalami kekerasan di wilayah perbatasan membuat kekerasan tersebut menjadi masalah internasional.
Tapi Myanmar, pada hari Jumat (2/12) mengeluarkan pernyataan bahwa tidak menggubris kekhawatiran Malaysia, dengan mengatakan Malaysia seharusnya menghormati urusan berdaulat dan mematuhi kebijakan non-interferensi di negara-negara anggota yang tergabung dalam Association of South East Asian Nation (ASEAN) atau Perhimpunan Bangsa-Bangsa Asia Tenggara.
Malaysia memanggil Duta Besar Myanmar pekan lalu terkait permasalahan Rohingya yang menyebabkan laga persahabatan tim nasional sepak bola usia di bawah 22 tahun dengan Myanmar dibatalkan karena munculnya protes. (christiantoday.com)
Editor : Diah Anggraeni Retnaningrum
Korban Pelecehan Desak Vatikan Globalkan Kebijakan Tanpa Tol...
ROMA, SATUHARAPAN.COM-Korban pelecehan seksual oleh pastor Katolik mendesak Vatikan pada hari Senin ...