Nyepi Dapat Menjadi Momentum Kearifan
YOGYAKARTA, SATUHARAPAN.COM – Menteri Agama (Menag) Lukman Hakim Saifuddin berharap umat Hindu menjadikan peringatan Nyepi sebagai momentum memperteguh kearifan Simakrama dan Nyama Braya dalam jalinan persaudaraan antarsesama anak bangsa.
“Saya melihat peluang besar untuk mewujudkan tali persaudaraan dan perdamaian. Setelah Ngembak Geni, umat Hindu akan melanjutkan Dharma Shanti, yaitu sebuah acara penuh kekeluargaan yang dilandasi semangat membuka diri, sikap saling menerima, welas asih, dan memaafkan," pesan Menag Lukman pada upacara Tawur Kesanga Nasional, Panca Kelud Yamaraja Dirhayusa Bumi di Pelataran Candi Prambanan, Yogyakarta, Senin (27/3).
Sejalan dengan prinsip Dharma Shanti, kata Lukman, bangsa Indonesia masih membutuhkan lebih banyak ruang sosial untuk saling menjalin tali kekeluargaan dan persaudaraan serta menghargai kebinekaan dalam suku, agama, ras dan antargolongan. Penghormatan terhadap kebinekaan sudah lama diajarkan dalam Hindu melalui kalimat “Wasudewa Kutum Bakam” atau “Kita Semua Bersaudara”, dan “Tat Twam Asi” atau “Aku adalah Engkau, Engkau adalah Aku.”
"Sesungguhnya kita akan dengan sangat mudah menemukan rahmat dari segala perbedaan, jika segala perbedaan itu dapat dikelola dengan baik," kata dia.
Dharma Shanti dapat menjadi salah satu alat mengelola perbedaan. Catur Brata Panyepian yang dilakukan umat Hindu diharapkan menghasilkan semangat memperkuat toleransi kebinekaan berbangsa dan bernegara.
"Setelah melalui seluruh rangkaian dari Melasti, Tawur Agung Kesanga, Pangerupukan, Panyepian, dan Ngembak Geni, umat Hindu diharapkan terlahir kembali menjadi manusia baru yang diselimuti sifat-sifat mawas diri, eling, arif dan bijaksana, layaknya ulat menjadi kepompong dan akhirnya menjadi kupu-kupu yang bersayap indah," kata Lukman.
Sementara Gubernur DIY dalam sambutan yang dibacakan Wakil Gubernur DIY, Sri Paduka Paku Alam X menegaskan kegiatan keagamaan seperti yang dilakukan umat Hindu saat momentum Nyepi dapat dipetik mutiara kehidupan untuk meningkatkan kualitas hidup manusia.
“Tawur Agung Kesanga penting untuk menyeimbangkan dan melepaskan sifat-sifat serakah manusia," kata Gubernur yang berpesan agar umat Hindu dapat berusaha mengendalikan diri agar tetap tenang jalani kehidupan.
Gubernur juga berharap agar upacara keagamaan tidak sekadar seremoni tapi harus membekas dalam kehidupan sehari-hari.
Sebelumnya ketua Panitia Irjen Pol Ketut Yoga menyatakan umat Hindu merasa bahagia atas perkenan Menag datang di Candi Prambanan. "Kehadiran Menag memberi inspirasi bagi kami untuk meningkatkan toleransi keagamaan,” kata Ketut Yoga.
Menurutnya, Tawur Agung Kesanga dilaksanakan dengan maksud untuk menyucikan alam agar tetap lestari. "Mari kita jadikan Catur Brata untuk menjaga keutuhan NKRI," ungkap Ketut.
Dia mengatakan umat Hindu telah melaksanakan beberapa program antara lain bakti sosial, dialog lintas agama, penyuluhan narkoba, upacara Melasti, dan sebagainya. (kemenag.go.id)
Mencegah Kebotakan di Usia 30an
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Rambut rontok, terutama di usia muda, bisa menjadi hal yang membuat frust...