Obama Konfirmasi Kematian Sandera NIIS Kayla Mueller
WASHINGTON, SATUHARAPAN.COM – Presiden Barack Obama pada Selasa (10/2) mengonfirmasi kematian Kayla Jean Mueller, yang disandera di Suriah oleh kelompok Negara Islam Irak dan Suriah (Islamic State/ISIS), dan berjanji akan memburu pelaku.
“Tidak peduli berapa lama waktu yang dibutuhkan, Amerika Serikat akan mencari dan membawa ke pengadilan teroris yang bertanggung jawab atas penawanan dan kematian Kayla,” katanya dalam sebuah pernyataan.
Pekerja bantuan berusia 26 tahun dari Arizona itu ditangkap pada Agustus 2013 di Aleppo.
Kelompok ISIS pekan lalu mengklaim bahwa dia telah dibunuh dalam serangan udara oleh pesawat tempur Yordania di kota Suriah, Raqa, “ibu kota” kekhalifahan kelompok militan tersebut.
Gedung Putih mengatakan bahwa selama akhir pekan tersebut ISIS mengirim “pesan khusus” kepada keluarga Mueller dengan informasi tambahan, yang “disahkan” oleh intelijen, memungkinkan mereka untuk mengonfirmasi kematiannya.
Orang tua Carl dan Marsha Mueller pada Selasa menyuarakan kesedihan mereka atas kematian putri mereka, namun mengatakan bahwa mereka bangga terhadapnya dan kerja kemanusiaan yang dia lakukan.
“Kami sangat bangga dengan sosok Kayla dan pekerjaan yang dia lakukan saat dia di sini dengan kami. Dia hidup dengan tujuan, dan kami akan bekerja setiap hari untuk menghargai peninggalannya.”
“Hati kami remuk untuk satu-satunya putri kami, namun kami akan terus berdamai, bermartabat dan berkasih sayang untuknya.”
Pembunuhan Pilot Yordania Adalah “Titik Balik” Perang Lawan ISIS
Aksi membakar hidup-hidup pilot Yordania oleh kelompok Islamic State (ISIS) merupakan “titik balik” dalam peperangan negara kerajaan itu melawan ekstremis tersebut, ungkap seorang menteri dalam pernyataan yang dipublikasikan pada Sabtu.
Serangan udara yang dilancarkan sejauh ini oleh pasukan udara Yordania merupakan “awal dari proses yang sedang berjalan untuk menumpas” ISIS, ungkap Menteri Dalam Negeri Hussein Majali, mengutip surat kabar pemerintah Al-Rai.
Amman mengatakan bahwa pesawat tempurnya pada Kamis meluncurkan puluhan serangan udara terhadap kelompok ekstremis tersebut setelah mengancam akan membuat respons keras terhadap pembunuhan pilot Maaz al-Kassasbeh.
ISIS mengatakan bahwa serangan di dekat ibu kota kekhalifahannya, Raqa, menewaskan pekerja bantuan AS bernama Kayla Jean Mueller, yang diculik pada Agustus 2013, namun AS mengatakan bahwa tidak ada bukti yang membenarkan klaim tersebut.
Majali mengatakan bahwa serangan udara Yordania yang menghancurkan beberapa fasilitas, depot senjata dan pusat pelatihan kelompok “teroris” pada Kamis merupakan awal kampanye untuk “menumpas mereka secara keseluruhan.”
“Negara Yordania berhak melakukan balasan terhadap organisasi teroris ini, dan kami akan memburunya sampai di mana pun (mereka berada),” katanya kepada Al-Rai.
“Sejarah menunjukkan bahwa Yordania tidak pernah lupa untuk membalas (serangan semacam itu), tidak peduli berapa lama waktu yang dibutuhkan... kami memiliki sumber daya untuk menanganinya.” (AFP)
Korban Pelecehan Desak Vatikan Globalkan Kebijakan Tanpa Tol...
ROMA, SATUHARAPAN.COM-Korban pelecehan seksual oleh pastor Katolik mendesak Vatikan pada hari Senin ...