Perlemen Irak Tuduh Pesawat Koalisi Bantu ISIS

Salah satu foto tentang bantuan yang diterjunkan menggunakan parasut untuk ISIS. (Foto dari iraqinews.com)

BAGHDAD, SATUHARAPAN.COM - Komisi Keamanan dan Pertahanan Parlemen Irak pada hari Selasa (10/2) mengungkapkan tentang ada banyak dokumen dan foto-foto yang mengkonfirmasikan bahwa pesawat koalisi internasional memberikan bantuan senjata dan pasokan ke kelompok Negara Islam Irak dan Suriah atau Islamic State of Iraq and Syria (ISIS).

Pesawat itu disebutkan menjatuhkan bantuan dengan menggunakan parasut, seperti dilaporkan iraqinews.com.

Parlemen menuntut pemerintah untuk memberikan laporan yang jelas tentang pelanggaran seperti itu, dan memantau pergerakan pesawat, bahkan mengatur penyergapan untuk membawa mereka ke bawah.

Ketua Komite itu, Hakim Zamili, dalam sebuah konferensi pers di parlemen mengatakan, "Kemenangan angkatan bersenjata kami, para relawan pejuang, Peshmerga dan kelompok suku terhadap organisasi ISIS telah dicapai dalam semua operasi," kata dia.

Namun "sementara ini , kami terus mencari dokumen, gambar, dan informasi yang menyatakan bahwa pesawat koalisi melanggar kedaulatan Irak dan norma-norma internasional untuk memperpanjang perang dengan ISIS dengan menyediakan bantuan melalui udara atau di darat," kata dia.

"Kami telah menerima informasi ini secara terus- menerus dari berbagai sumber, mendokumentasikan dalam foto dan laporan untuk membuktikan bahwa pesawat itu melakukan pendaratan tanah di beberapa bandara di Mosul, Tal Afar, Al Kiara, dan daerah Araf Lahib di Kara Tepeh di Diyala dan Yathrib, selain ke desa Dhuluiya, Stadion Fallujah di Gurun Anbar," kata Zamali.

"Foto dari laporan pemantauan yang tersedia menunjukkan adanya amunisi, senjata dan perlengkapan yang diterjunkan dengan parasut," kata dia menambahkan.

Zamili memperingatkan seriusnya masalah ini kepada pihak keamanan Irak, yang akan berakibat memperpanjang perang melawan ISIS. Dia menuntut pemerintah untuk memberikan laporan yang jelas untuk parlemen dan Angkatan Udara Irak untuk memantau pergerakan pesawat dan menyiapkan penyergapan untuk membawa mereka ke darat dan menemukan sumber-sumber mereka.