Obama Menangis
WASHINGTON - SATUHARAPAN.COM - Presiden Amerika Serikat, Barack Obama berlinang air mata ketika mengingat anak-anak yang terbunuh dalam penembakan massal beberapa waktu lalu.
Ia terpaksa menyeka air matanya di hadapan orang banyak pada hari Selasa (5/12) ketika memerintahkan aturan yang ketat dalam pengendalian senjata.
Ia mengatakan ia dapat memaksakan peraturan tanpa persetujuan Kongres dan meminta rakyatnya untuk tidak memilih kandidat yang pro-senjata.
Reuters melaporkan, Obama menegaskan ia tidak menginginkan perubahan undang-undang senjata selama sisa masa jabatannya yang akan berakhir. Namun ia berjanji untuk melakukan apa pun yang dia bisa lakukan untuk membuat senjata terkendali, tema yang akan dia bawakan dalam bulan-bulan menjelang pemilu November untuk mencari penggantinya.
Di Gedung Putih dalam pidato yang oleh pengamat dinilai sebagai pidato yang kuat, dikelilingi oleh anggota keluarga dari orang yang tewas dalam penembakan, suara Obama nmeninggi, berteriak, sambil mengatakan bahwa hak konstitusional warga Amerika untuk memiliki senjata perlu seimbang dengan hak untuk beribadah, berkumpul dengan damai dan menjalani hidup mereka.
Obama telah sering mengatakan waktu yang paling sulit selama dia menjabat adalah peristiwa Desember 2012, saat pembantaian 20 anak-anak dan enam orang dewasa di sebuah sekolah dasar di Newtown, Connecticut.
"Setiap kali saya berpikir tentang anak-anak itu, itu membuat saya marah," kata Obama, sambil air matanya mengalir di pipinya.
"Itu mengubah saya, hari itu," kata dia, setelah diperkenalkan oleh Mark Barden, yang putranya berusia 7 tahun tewas dalam penembakan itu. "Harapan saya dengan sungguh-sungguh hal itu seharusnya telah membawa perubahan pada negara ini."
Setelah tragedi itu, presiden dari partai Demokrat ini telah gagal membujuk Kongres untuk memperketat undang-undang senjata. Dia menyalahkan anggota parlemen yang tunduk pada National Rifle Association, kelompok lobi pro senjata yang sangat kuat.
Pada saat yang sama, kalangan Partai Republik dengan cepat mengecam rencana Obama untuk mengubah aturan mengenai senjata. Sebagian besar kandidat Partai Republik untuk pemilihan presiden 2016 menjanjikan untuk membalikkan rencana Obama jika mereka menang.
Korban Pelecehan Desak Vatikan Globalkan Kebijakan Tanpa Tol...
ROMA, SATUHARAPAN.COM-Korban pelecehan seksual oleh pastor Katolik mendesak Vatikan pada hari Senin ...