Oxfam: Orang Kaya Menghindari Pajak, Kerugiannya Cukup untuk Mengatasi Kemiskinan Ekstrem
LONDON, SATUHARAPAN.COM – Sedikitnya US$ 18,5 triliun dana disembunyikan oleh orang-orang kaya agar bebas pajak di seluruh dunia. Hal itu merugikan sekitar US$ 156 miliar atau sekitar Rp1.404 triliun pendapatan pajak. Demikian laporan yang dikeluarkan badan bantuan Oxfam, Rabu (22/5) dan diberitakan di oxfam.org.
Uang yang hilang tersebut setara dengan dua kali jumlah dana yang diperlukan untuk setiap orang di dunia untuk hidup dalam ambang batas kemiskinan ekstrem sebesar US$ 1,25 per hari atau sekitar Rp 12.000 per hari.
Kevin Roussel dari Oxfam mengatakan, "Hal ini merupakan skandal yang memalukan. Ada begitu banyak uang yang disimpan tanpa pajak, dan membiarkan orang-orang paling mampu lolos dari keharusan membayar barang dan jasa. Sementara banyak pemerintah mengaku tidak memiliki pilihan lain, kecuali memotong belanja publik dan bantuan pembangunan. Tetapi kami menemukan ada cukup potensi pajak yang bisa didapat dari uang yang disembunyikan untuk mengakhiri kemiskinan ekstrim dunia sebesar dua kali lipat.”
Oxfam telah menemukan bahwa dua pertiga dari kekayaan yang di simpan di luar negeri lebih dari US$ 12 triliun tersembunyi di Uni Eropa bebas dari pajak, seperti Luksemburg, Andorra atau Malta. Tempat tersebut adalah "surga pajak" yang memfasilitasi kerugian lebih dari US$ 100 miliar pendapatan pajak di seluruh dunia.
Sebuah upaya menghentikan pembebasan pajak merupakan agenda yang akan dibahas dalam KTT para pemimpin Uni Eropa hari Rabu ini. Oxfam menyerukan sebuah daftar hitam "surga pajak", dan kesepakatan dari negara-negara anggota Uni Eropa untuk menjatuhkan sanksi terhadap "surga pajak" yang mereka gunakan. Sayangnya, Oxfam menilai Uni Eropa tampaknya akan gagal pada tugas sederhana ini.
Roussel mengatakan, "Inggris dan Eropa tidak bisa bersikap seperti itu, sementara mereka menyaksikan milyaran dolar AS hilang dari dompet publik secara global.”
Kerugian sebesar US$ 156 miliar yang diperkirakan Oxfam sebagai pajak yang hilang adalah bagian kecil dari kerugian pajak secara total. Sebab, hal itu hanya berkaitan dengan jumlah pajak individu yang abai membayarkan. Ini tidak termasuk pajak yang hilang karena perusahaan berkelit dari kewajiban membayar pajak. Perusahaan dan perusahaan multi nasional di Afrika yang menipu paja saja diperkirakan merugikan US$ 160 miliar per tahun.
Oxfam memberi catatan bahwa negara-negara miskin kehilangan sekitar US$ 160 miliar per tahun akibat tindakan menghindari pajak oleh perusahaan. Untuk mengakhiri kemiskinan, menurut Brookings Institute di Amerika Serikat, setiap orang di dunia mempunyai pendapatan minimum US$ 1,25 per hari. Hal ini berarti membutuhkan biaya sebesar US$ 66 miliar.
Editor : Sabar Subekti
Korban Pelecehan Desak Vatikan Globalkan Kebijakan Tanpa Tol...
ROMA, SATUHARAPAN.COM-Korban pelecehan seksual oleh pastor Katolik mendesak Vatikan pada hari Senin ...