Pegiat HAM Serukan Boikot Undangan Turki
24 April akan menjadi peringatan 100 Tahun genosida oleh Kekaisaran Ottoman Turki terhadap warga Armenia, Asyur dan Yunani. Sekitar dua juta orang dibantai secara sistematis, dan 1,5 juta korban adalah orang Armenia. Pemerintah Turki pada hari yang sama justru memperingati Pertempuran Gallipoi, sebagai kampanye penaklukan oleh kekaisaran itu.
ANKARA, SATUHARAPAN.COM – Organisasi pegiat hak asasi manusia di Turki mengeluarkan pernyataan yang meminta para pemimpin dunia memboikot undangan pemerintah Turki untuk menghadiri peringatan Perang Gallipoli, dan sebaliknya justru mengunjungi Yerevan, tempat di mana diselenggarakan peringatan seabad Genosida oleh Kekaisaran Ottoman Turki.
Pernyataan yang dikeluarkan pada 6 Februari itu mendesak para pemimpin dunia untuk menolak undangan Presiden Turki, Recep Tayyip Erdogan, untuk ambil bagian dalam upacara memperingati Pertempuran Gallipoli pada tanggal 24 April tahun ini.
Sebaliknya, mereka meminta agar kepala negara menunjukkan solidaritas dengan para keturunan dari korban selamat Genosida Armenia dengan mengunjungi Genocide Memorial di Yerevan pada tanggal 24 April.
Pernyataan itu dikeluarkan oleh Human Right Association, Committee Against Racism and Discrimination, Izmir Assyrian Platform for Culture and Solidarity, Nor Zartonk, Cultural Platform, dan Zan Foundation for Social, Political, and Economic Research
Pertempuran Gallipoli
Presiden Erdogan telah mengumumkan bahwa tahun ini, akan diselenggarakan peringatan tahunan Pertempuran Gallipoli, yang biasanya diadakan pada tanggal 18 Maret, namun akan digeser pada 24 April. Hari itu bertepatan dengan peringatan 100 tahun Genosida terhadap warga Armenia oleh Kekaisaran Ottoman, Turki. Presiden telah mengundang para pemimpin dunia untuk menghadiri acara di Gallipoli.
Dalam pernyataan itu, disebutkan bahwa perayaan "kemenangan" oleh Turki, pada Pertempuran Gallipoli pada kenyataannya salah satu dari banyak halaman menyedih dari perang di mana Kekaisaran Ottoman menjalankan serangkaian penaklukan. Pertempuran ini merupakan bagian dari sejarah yang menyakitkan, anak-anak dari negeri yang luas sekali saling membunuh atas nama kebijakan negara.
Tanggal 24 April, di sisi lain, adalah tanggal yang menandakan awal Genosida Armenia, yang direncanakan, terorganisir, diawasi untuk hasil yang berkelanjutan, dan dengan cermat dicatat sehingga dapat menghancurkan orang Armenia Ottoman dengan semua struktur sosial dan peninggalan sejarah mereka, kata pernyataan itu.
Orang-orang Asyur juga menjadi target genosida, mereka dibantai secara massal pada kampanye yang disebut sebagai Genosida Assyria atau "Seyfo."
Pernyataan itu selanjutnya menyebutkan bahwa genosida pada akhirnya mengakibatkan kehancuran semua bangsa Kristen di wilayah Ottoman, termasuk Armenia dan Assyria, serta Yunani, yang merupakan populasi Kristen terbesar di wilayah itu pada awal abad ke-19.
Tolak Undangan
Dengan memutar titik awal simbolis dari kehancuran besar-besaran itu yang juga bisa diperbaiki seperti menjadi peringatan resmi terhadap "kemenangan" fiktif Pemerintah Republik Turki, dan tidak mencemooh memori korban genosida dan keturunan mereka, dan juga tidak menebar bayangan yang mengaburkan upaya memperingati genosida oleh pembela hak asasi manusia dan aktivis melawan rasisme.
Kelompok pegiat itu menyatakan bahwa dengan solidaritas terhadap penolakan genosida, ‘’kami memprotes undangan presiden pada hari yang mengarah ke peringatan 100 tahun genosida pada 24 April 1915. Kami meminta para pemimpin dunia untuk mengunjungi Monumen Peringatan Genosida di Yerevan, bukannya datang ke Gallipoli.’’
Para pegiat itu menyebutkan, ‘’jangan menerima undangan dari pemerintah Republik Turki, yang sampai hari ini bertanggung jawab atas genosida dengan merekrut pelaku dari kalangan CUP (Komite Persatuan dan Kemajuan) untuk membentuk sikap dan melembagakan penolakan (genosida) dari awal melalui undang-undangan, penulisan sejarah, dan secara sistematis melalui kebijakan resmi dan tidak resmi.’’
‘’Umumkan ke seluruh dunia, bahwa Anda tidak akan menodai kenangan para korban genosida dan menginjak-injak perkabungan dalam seabad keturunan mereka, dengan datang ke Gallipoli pada tanggal 24 April,’’ kata pernyataan itu di bagian akhir. (Armenia Weekly)
Korban Pelecehan Desak Vatikan Globalkan Kebijakan Tanpa Tol...
ROMA, SATUHARAPAN.COM-Korban pelecehan seksual oleh pastor Katolik mendesak Vatikan pada hari Senin ...