Pemerintah Taiwan Minta Maaf kepada Penduduk Asli
TAIPEI, SATUHARAPAN.COM - Presiden Taiwan yang baru menyampaikan permohonan maaf atas perlakuan pemerintah kepada penduduk asli di negara itu.
"Jika kita ingin mendeklarasikan diri sebagai negara milik rakyat, kita harus menghadapi fakta-fakta sejarah. Kita harus menghadapi kebenaran," kata Tsai Ing-wen pada hari Senin (1/8), menurut The Associated Press. Dia menawarkan sebuah "permintaan maaf penuh" atas nama pemerintahnya.
Presiden Taiwan, Tsai Ing-wen (Foto: Getty Images)
Nenek Tsai berasal dari suku asli Paiwan, menurut laporan BBC. Dia adalah pemimpin pertama Taiwan yang berdarah suku asli, menurut The Australian.
Tsai juga mengumumkan pembentukan komisi keadilan dan keadilan sejarah untuk "menyelidiki perlakuan historis terhadap penduduk asli.
Pernyataan presiden Taiwan pada hari Senin itu itu, disampaikan pada sebuah upacara yang dihadiri oleh perwakilan dari 16 suku-suku asli yang diakui di Taiwan dan merupakan pernyataan maaf pertama kalinya dari pemerintah kepada suku-suku tersebut.
Bila menrunut sejarah, Taiwan adalah jajahan Belanda, Tiongkok dan Jepang. Namun dalam perjalanannya, sebagaimana dilaporkan oleh Anthony Kuhn dari NPR, tanah-tanah adat Taiwan kini dimiliki negara dan suku-suku asli memiliki hak yang terbatas atas lahan tersebut.
Tama Talum (tengah) dan penduduk asli Taiwan lainnya, membawa alat berburu di pegunungan Taitung di sebelah timur Taiwan pada 2 Juli 2016. Berbur masih merupakan kegiatan yang dilakukan oleh penduduk asli Taiwan. (Foto:Sam Yeh/AFP/Getty Images)
Penduduk asli hanya sekitar 2 persen dari penduduk Taiwan. Mereka menghadapi keterbelakangan dalam mendapatkan peluang. Sumber daya alam juga jauh dari pengendalian mereka. Sementara anak-anak muda mereka tidak lagi memahami tradisi budaya dan linguistik mereka.
"Ribuan tahun sebelum etnis Tionghoa menetap di Taiwan, suku-suku asli berburu dan menanami lahan pertanian mereka.Pribumi pulau ini adalah orang Austronesia, beberapa meyakini nenek moyang mereka berasal dari Filipina," demikian laporan Anthony Kuhn.
Permintaan maaf merupakan salah satu hal yang diharapkan oleh para penduduk asli. Tetapi menurut Anthony, Tsai juga menjanjikan meningkatkan taraf hidup suku-suku asli, menjanjikan pemerintahan sendiri dan melindungi bahasa dan budaya penduduk asli.
Baca juga:
- Jayapura 106 Tahun Tokoh Gereja Prihatin Suku Asli Tersingkir
- Di Meksiko Paus Fransiskus Minta Maaf pada Suku Indian
- Paus Fransiskus Serukan Hak-hak Penduduk Asli Dihormati
- Paus: Katakan Tidak untuk Diskriminasi Ekonomi
Editor : Eben E. Siadari
Bebras PENABUR Challenge : Asah Kemampuan Computational Thin...
Jakarta, satuharapan.com, Dunia yang berkembang begitu cepat memiliki tantangan baru bagi generasi m...