Presiden Afghanistan: Penyiksaan oleh CIA Tak Manusiawi
KABUL, SATUHARAPAN.COM – Presiden baru Afghanistan Ashraf Ghani Rabu, (10/12) mengutuk penyiksaan rinci CIA (Dinas ahasia AS), dalam laporan senat Amerika Serikat, pada konferensi pers khusus yang diadakan di Kabul.
"Semua prinsip-prinsip yang diterima dari hak asasi manusia atau orang-orang hukum AS telah dilanggar oleh sejumlah staf CIA dan kontraktor mereka," katanya.
"Pemerintah Afghanistan mengutuk tindakan-tindakan yang tidak manusiawi dalam istilah terkeras," katanya.
“Penyiksaan CIA terhadap terduga Al-Qaeda, ternyata jauh lebih brutal dari yang selama ini dibayangkan dan tidak efektif dalam pengumpulan informasi intelijen, “ kata laporan senat Amerika Serikat, Selasa (9/12).
“Badan intelijen itu juga dinilai menipu Gedung Putih dan Kongres, dengan klaim bohong mengenai kegunaan program penyiksaan dalam mencegah serangan, “ kata laporan Komite Intelijen Senat.
Presiden Barack Obama sendiri juga mengakui, taktik CIA yang diungkap dalam laporan setebal 500 halaman itu adalah hal yang "brutal."
"Benar bahwa kita telah mengambil langkah-langkah yang bertentangan dengan identitas dan nilai-nilai yang kita anut," kata Obama.
Para tahanan dipermalukan dengan memasukkan benda keras dan cair ke dalam dubur , yang sangat menyakitkan dan tidak perlu.
Sementara itu direktur CIA John Brennan mengatakan, taktik yang keras yang digunakan pada masa kepresidenan George W. Bush itu merupakan keharusan.
Dia bersikeras, teknik penyiksaan brutal "menghasilkan informasi intelijen yang membantu pencegahan serangan, penangkapan teroris, dan menyelamatkan nyawa warga Amerika Serikat."
Di sisi lain, penerbitan laporan senat yang merinci metode penyiksaan brutal itu, membuat sejumlah kedutaan besar Amerika Serikat memperketat keamanan untuk berjaga-jaga terhadap reaksi marah warga di sejumlah negara.
Sementara itu Jerman mengatakan, penyiksaan yang dilakukan CIA seperti dilaporkan senat AS merupakan "pelanggaran berat nilai-nilai demokratis liberal kami" yang tidak boleh terjadi lagi dan "kesalahan serius".
Menteri Luar Negeri Frank Walter Steinmeier, memuji langkah pemerintahan Presiden AS Barack Obama yang membuka informasi tersebut, dan menyebutnya sebagai langkah transparan yang menandai perbedaan nyata dengan pendahulunya George W. Bush.
"Apa yang kemudian dianggap benar, dan dilakukan dalam perjuangan melawan terorisme tidak bisa diterima dan menjadi sebuah kesalahan serius," kata Steinmeier dari partai Sosial Demokrat.
"Pelanggaran berat nilai-nilai demokratis liberal itu tidak boleh terjadi lagi," katanya seperti dikutip harian Bild.
Perserikatan Bangsa-Bangsa juga berpendapat program tersebut melanggar hukum internasional dan hak asasi manusia.(AFP/Ant)
Editor : Bayu Probo
Bebras PENABUR Challenge : Asah Kemampuan Computational Thin...
Jakarta, satuharapan.com, Dunia yang berkembang begitu cepat memiliki tantangan baru bagi generasi m...