Restoran Bertarif Bebas di China Rugi Ribuan Yuan
BEIJING, SATUHARAPAN.COM - Sebuah restoran di China yang namanya diambil dari Alkitab, tempat banyak pelanggan bisa membayar apa pun yang mereka inginkan – atau tidak sama sekali – menunjukkan bahwa berbagi dengan sesama lebih terpuji, tetapi menjadi model bisnis yang berisiko.
Restoran “Five Loaves and Two Fish” (Lima Roti dan Dua Ikan) nama yang diambil dari kisah Yesus ketika memberi makan lima ribu orang, menyajikan makanan dan kopi panas setiap hari untuk permukiman di Fuzhou sejak dibuka pada Agustus.
Restoran yang terletak di pusat kota itu buka 24 jam sehari dan dikenal dengan makanan laut dan masakan lokal Fuji, dengan masakan khas kerang bawang putih, daging sapi dengan daun bawang, dan daging babi acar.
Pengunjung diharapkan untuk mencuci piring mereka sendiri setelah makan dan kemudian meletakkan uang yang ingin mereka bayarkan ke dalam kotak.
Namun menurut investornya, sebanyak seperlima dari pelanggan memilih untuk tidak membayar, dan restoran mengalami kerugian 250.000 yuan (sekitar Rp 454 juta) sejak dibuka.
“Kami awalnya memperkirakan restoran itu akan buka selama dua bulan, dan sekarang sudah berlangsung tiga bulan. Kerugian itu sangat besar,” kata pemiliknya, Liu Pengfei (50), kepada surat kabar milik pemerintah, China Daily.
Liu mengatakan dalam sebuah wawancara televisi pada Oktober bahwa “apa yang paling kita pedulikan adalah bukan uang, tapi kepercayaan.” Tapi sekarang dia berencana untuk mendorong pelanggan yang belum membayar untuk menjelaskan alasan mereka mengapa tidak membayar.
“Mereka dapat memberitahu saya jika mereka tidak punya cukup uang, tidak apa-apa. Tapi tidak membayar sepeser pun dan mengatakan tidak memiliki apa pun untuk dibayarkan itu sangat berbeda,” kata dia kepada surat kabar itu.
“Kejujuran adalah langkah pertama untuk membangun kepercayaan. Di mata saya, mereka yang tidak membayar itu orang sakit,” kata dia. (AFP)
Kremlin: AS Izinkan Ukraina Gunakan Senjata Serang Rusia Mem...
MOSKOW, SATUHARAPAN.COM-Kremlin mengatakan pada hari Senin ( 18/11) bahwa pemerintahan Presiden Amer...