Rusia dan Iran Optimistis Perundingan Nuklir Berakhir Sukses
LAUSANNE, SATUHARAPAN.COM – Menteri Luar Negeri Rusia Sergei Lavrov mengatakan pada Rabu pagi (1/4) bahwa kekuatan-kekuatan global pada prinsipnya telah mencapai persetujuan mengenai "semua aspek kunci" dari garis besar perjanjian nuklir Iran, media Rusia melaporkan.
Lavrov berbicara setelah sehari pembicaraan maraton yang tenggat waktunya Selasa tengah malam (31/3) untuk mencapai kerangka kerja kesepakatan yang bertujuan menetapkan aktivitas Iran terkait bom nuklir.
"Orang boleh mengatakan pada tahap tertentu bahwa kami di tingkat menteri telah mencapai satu persetujuan prinsip mengenai semua aspek kunci penyelesaian final isu ini, yang akan dibuat naskahnya dalam beberapa jam atau mungkin dalam waktu sehari," kata Lavrov, seperti dikutip oleh kantor berita Ria Novosti.
Tetapi pernyataannya ditolak oleh seorang pejabat Amerika Serikat, yang mengatakan kepada kantor berita AFP, "Semua isu belum disepakati."
Kekuatan-kekuatan global lainnya juga masih hati-hati setelah negosiasi selama sehari yang berjalan alot di Lausanne, kota di tepi pantai Swiss.
Menlu Iran Mohammad Javad Zarif mengatakan kepada wartawan ketika ia muncul dari ruang perundingan bahwa ia berharap kerangka kerja dirampungkan Rabu malam.
"Kami telah mencapai sedikit tetapi orang-orang perlu istirahat dan memulai lagi perundingan pagi," kata Zarif.
"Saya berharap bahwa kami dapat merampungkan pekerjaan Rabu dan berharap memulai proses pembuatan naskah" suatu persetujuan.
Tiap pemahaman politik yang dicapai di Lausanne adalah untuk memberikan panduan bagi para perunding bergerak maju dalam mengupayakan persetujuan komprehensif pada 30 Juni.
Seorang diplomat Barat mengatakan belum ada kerangka persetujuan, sementara seorang wanita juru bicara Uni Eropa, yang memimpin pembicaraan itu, hanya mengatakan bahwa pertemuan menteri itu sudah berakhir.
"Pembicaraan masih berlangsung dengan para direktur politik untuk mulai berunding lagi (Rabu) pagi," kata Catherine Rey, wanita juru bicara tersebut, di Twitter.
Inggris, Tiongkok, Prancis, Jerman, Rusia dan Amerika Serikat telah bertemu selama sekitar 18 bulan mencoba mencapai satu persetujuan untuk mengakhiri lebih kebuntuan selama satu dekade dengan Iran.
Iran telah lama membantah bahwa pihaknya sedang mengusahakan pembuatan bom atom tetapi kekuatan-kekuatan global mengkahwatirkan ambisi nuklirnya.
Sementara itu, Menlu Prancis Laurent Fabius meninggalkan pembicaraan tersebut untuk kembali ke Paris guna mengikuti sidang kabinet.
"Ia akan kembali sesegera mungkin ketika pertemuan ini berguna," kata kantornya.
Ia merupakan menteri kedua yang pulang setelah Menlu Tiongkok Wang Yi.
Namun Menlu AS John Kerry, yang tiba di Lausanne Rabu lalu, masih mengikuti pertemuan bersama Menlu Inggris Philip Hammond, Menlu Jerman Frank-Walter Steinmeier dan Kepala Kebijakan Luar Negeri Uni Eropa Federica Mogherini. (AFP/Ant).
Korban Pelecehan Desak Vatikan Globalkan Kebijakan Tanpa Tol...
ROMA, SATUHARAPAN.COM-Korban pelecehan seksual oleh pastor Katolik mendesak Vatikan pada hari Senin ...