INDONESIA
Penulis: Tunggul Tauladan
06:33 WIB | Kamis, 13 Februari 2014
Talud Kali Winongo Yogyakarta Ambrol
YOGYAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Tebing atau talud Kali Winongo setinggi sekitar 12 meter pada Selasa (11/2/2014) pagi ambrol. Ambrolnya talud yang berlokasi di wilayah RT 12 dan 23, RW 7, Kelurahan Bener, Kecamatan Tegalrejo, Kota Yogyakarta ini mengejutkan warga sekitar. Pasalnya ketika talud ambrol, cuasa sedang tidak hujan.
Menurut Agus Winarto, Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) yang ditemui satuharapan.com pada Rabu (12/2) di Kelurahan Bener saat memimpin rapat koordinasi dengan perangkat setempat mengatakan bahwa BPBD sedang melakukan pembersihan longsoran.
“Hari ini kami melakukan kerja bakti untuk membersihkan puing talud agar tidak menutup aliran kali. Kami mengerahkan 200 personil,” Agus Winarto.
Masih menurut Agus, talud yang ambol tersebut sebenarnya telah dinyatakan rawan longsor. “Sekitar sebulan yang lalu, BPBD telah mengecek kondisi talud berdasarkan laporan dari warga sekitar. Dari pengecekan tersebut, ditemukan adanya retakan-retakan di talud, bahkan ditemukan rongga di bagian bawah talud. Kondisi talud yang demikian memang berpotensi longsor,” kata Agus Winarto.
Disinggung tentang dana penanggulangan bencana untuk memperbaiki talud, Agus mengatakan, “Sementara ini, kami menggunakan dana dari siaga darurat bencana karena hingga akhir Februari 2014, Yogyakarta memang dinyatakan dalam kondisi darurat bencana. Namun dana tersebut masih belum mencukupi untuk pembuatan talud baru. Untuk itu kami akan berkoordinasi dengan Dinas Permukiman dan Prasarana Wilayah (Kimpraswil) Kota Yogyakarta,” jelas Agus.
Menurut Lurah Bener, Inda Ismanto yang ditemui di Kelurahan Bener ketika melakukan rapat koordinasi dengan perangkat terkait, mengatakan bahwa lokasi ambrolnya talud sebenarnya telah ditinjau oleh BPBD untuk diperbaiki.
“Lokasi ambrolnya talud sebenarnya telah ditinjau oleh BPBD. Namun talud keburu ambrol sebelum sempat ditanggulangi kerusakannya. Untunglah kejadian ini tidak menimbulkan korban jiwa, padahal lokasi ambrolnya talud sehari-hari dipakai oleh masyarakat sebagai tempat memancing,” kata Inda di Kelurahan Bener yang berlokasi tak jauh dari ambrolnya talud.
“Indikasi kuat dari ambrolnya talud disebabkan karena terkikis oleh air irigasi. Hal ini diindikasikan dengan adanya rembesan air irigasi pada pusat ambrolnya talud. Selain digunakan sebagai jalan umum, lokasi di atas talud selama ini memang juga digunakan sebagai saluran irigasi,” demikian disampaikan oleh Inda.
Pantauan di lokasi kejadian, talud berketinggian sekitar 12 meter tersebut mengalami longsor dengan lebar sekitar 50 meter. Beberapa pihak, seperti dari Linmas, BPBD, Relawan Code-X, dan masyarakat sekitar, sejak Rabu (12/2) pagi telah bahu-membahu membersihkan puing-puing longsoran talud yang menutup sebagian aliran air Kali Winongo.
Editor : Yan Chrisna Dwi Atmaja
KABAR TERBARU
Laporan Ungkap Hari-hari Terakhir Bashar al Assad sebagai Pr...
DAMASKUS, SATUHARAPAN.COM-Presiden terguling Suriah, Bashar al Assad, berada di Moskow untuk menghad...