Wartawan New York Times akan Tinggalkan China
BEIJING, SATUHARAPAN.COM - Wartawan New York Times di China kemungkinan akan meninggalkan negara itu setelah pihak berwenang tidak menerbitkan visa baru baginya, akibat sebuah kasus yang menyoroti kendali Beijing terhadap jurnalis asing.
Langkah itu muncul di tengah protes dari Washington dan negara lainnya bahwa Beijing berupaya untuk melakukan pembalasan terhadap badan pemberitaan seperti Times dan kantor berita bisnis Bloomberg yang memublikasikan investigasi terhadap kekayaan keluarga dan koneksi terhadap pejabat tingginya.
Visa milik Austin Ramzy (39), wartawan yang bertugas di China selama lebih dari enam tahun, berakhir pada Kamis (30/1).
Dia bergabung dengan New York Times dari majalah Times pada pertengahan 2013 dan surat kabar itu mengajukan permohonan visa jurnalis bagi dirinya pada Juni.
Namun visa itu belum dikeluarkan. Juru bicara Kementerian Luar Negeri Qin Gang mengatakan visa itu tidak akan keluar sebelum bulan ini berakhir, secara efektif mewajibkan Ramzy untuk meninggalkan negara tersebut.
Sebuah artikel Times yang diterbitkan pada Senin (27/1) mengatakan Ramzy diperkirakan akan terus mengabarkan tentang China dari luar China daratan, dan akan terus mengupayakan visa tinggal jangka panjang.
Qin mengatakan visa dan izin tinggal merupakan masalah bagi China sebagai negara berdaulat, dan membantah Ramzy diusir.
Langkah itu merupakan peristiwa terbaru dalam serangkaian langkah-langkah nyata dari Beijing terhadap media berita asing yang liputannya dianggap melampaui salah satu “batas toleransinya”.
Baik situs Bloomberg dan Times diblokir China setelah mereka menerbitkan masing-masing investigasi pada 2012 mengenai kekayaan Keluarga Xi dan mantan Perdana Menteri Wen Jiabao. (AFP/Ant)
Korban Pelecehan Desak Vatikan Globalkan Kebijakan Tanpa Tol...
ROMA, SATUHARAPAN.COM-Korban pelecehan seksual oleh pastor Katolik mendesak Vatikan pada hari Senin ...