10 Singa Liar Dibunuh Gembala di Kenya, Termasuk Seekor Yang Tertua
NAIROBI, SATUHARAPAN.COM-Salah satu singa liar tertua di Kenya dibunuh oleh penggembala dan pemerintah telah menyatakan keprihatinannya ketika enam singa lagi ditombak di desa lain pada hari Sabtu (13/5), menjadikan jumlah yang terbunuh pekan lalu saja menjadi 10.
Singa jantan bernama Loonkiito berusia 19 tahun dan digambarkan lemah oleh juru bicara Kenya Wildlife Service, Paul Jinaro, yang mengatakan ia berkeliaran keluar dari taman nasional Amboseli ke sebuah desa untuk mencari makanan pada hari Kamis malam.
Enam singa lain dari taman nasional yang sama ditombak oleh penggembala setelah mereka membunuh 11 kambing di daerah Mbirikani, Kabupaten Kajiado. Kematian itu menjadikan 10 jumlah singa yang dibunuh oleh penggembala pekan lalu dalam konflik manusia-satwa liar yang meningkat yang mengkhawatirkan pemerintah.
Menteri Pariwisata Kenya, Peninah Malonza, bertemu penduduk setempat di daerah Mbirikani pada hari Minggu (14/5) dan mendesak mereka untuk tidak menombak singa pengembara dan diminta menghubungi dinas satwa liar.
Pemerintah dan kelompok konservasi memiliki program kompensasi bagi penggembala yang ternaknya dibunuh oleh hewan liar.
Tetapi para penggembala menjadi lebih protektif setelah kehilangan ternak karena kekeringan yang disebut sebagai yang terburuk dalam beberapa dekade di wilayah Afrika Timur.
Craig Miller dari kelompok konservasi Big Life Foundation mengatakan pembunuhan Loonkiito "sangat disayangkan" karena dia adalah singa tertua di taman nasional Amboseli.
Singa liar jarang hidup lebih dari 15 tahun, menurut ahli konservasi. (AP)
Editor : Sabar Subekti
Albania akan Blokir TikTok Setahun
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Pemerintah Albania menyatakan akan memblokir media sosial TikTok selama s...