100 Ribu Orang Ikut Tuguran Paus Fransiskus Demi Perdamaian Suriah
VATIKAN, SATUHARAPAN.COM – Sekitar 100 ribu orang ambil bagian dalam tuguran di Roma Sabtu lalu (7/9). Tuguran ini menjadi salah satu rally terbesar di Barat dalam menentang aksi militer pimpinan Amerika Serikat atas rezim Suriah menyusul serangan senjata kimia pada tanggal 21 Agustus di dekat Damaskus.
Lapangan Santo Petrus dipenuhi orang yang tuguran untuk perdamaian Suriah dan dunia yang berlangsung selama empat jam. Mereka menjawab seruan Paus Fransiskus untuk akar rumput yang menangis untuk perdamaian yang digemakan orang Kristen dan non Kristen di Suriah dalam tuguran di seluruh dunia.
Paus Fransiskus menghabiskan sebagian besar tuguran dalam doa hening, tetapi selama sambutannya dia mengeluarkan permohonan tulus untuk perdamaian, mencela mereka yang terpikat berhala kekuasaan dan kekuasaan, serta menghancurkan ciptaan Allah melalui perang.
Di Damaskus, puluhan orang Kristen Suriah menghadiri kebaktian di Gereja al Zaytoun, bergabung dengan seruan Paus Fransiskus dalam partisipasi global hari puasa dan doa menentang intervensi militer dari luar dalam konflik Suriah.
Patriarkh Katolik Yunani Gregorios III Laham dari Antiokhia dan semua ritus Timur di bawah pimpinannya, mengatakan sebagian besar negara mendukung solusi politik untuk krisis di Suriah dan beberapa menginginkan aksi militer. “Ini adalah awal dari kemenangan, " katanya kepada umat Kristen Damaskus. "Tidak untuk perang. Ya untuk perdamaian.”
Di Washington, setidaknya 150 pengunjuk rasa memenuhi depan Gedung Putih dan berbaris ke Capitol Hill untuk menyuarakan penolakan mereka atas serangan militer Amerika Serikat di Suriah. Protes anti perang juga diadakan di kota-kota Amerika Serikat lainnya, termasuk di Lapangan Times kota New York dan sebuah tuguran di Boston yang menggemakan pertemuan besar hari Sabtu di Vatikan.
Paus Fransiskus mengumumkan hari doa dan puasa karena khawatir akan percepatan ancaman Amerika Serikat untuk menyerang Suriah setelah serangan senjata kimia.
Para Uskup dan Patriarkh di seluruh dunia bergabung dengan Paus Fransiskus dengan cepat dan mengorganisir tuguran serupa sepanjang hari di rumah-rumah keuskupan mereka. Di tempat asal Paus Fransiskus yaitu Argentina, kelompok hak asasi manusia dan kelompok agama mengadakan tuguran di Plaza de Mayo Buenos Aires dan di kota-kota di seluruh negeri. Radio Vatikan melaporkan inisiatif serupa berlangsung di seluruh Italia, Kuba dan di tempat lain. Bahkan Mufti Agung dari Damaskus mengucapkan terima kasih kepada Paus untuk inisiatifnya dalam suratnya awal pekan ini yang mengajak kaum Muslim untuk bergabung dengan cepat dalam solidaritas itu.
Pejabat Vatikan telah menekankan bahwa tuguran hari Sabtu itu kegiatan keagamaan dan bukan politik. Tetapi pertemuan itu telah mengambil alih ruang rally anti perang, dengan demonstran yang memegang bendera Suriah, dan spanduk di lapangan dengan tulisan "Jangan serang Suriah" dan "Obama, kamu tidak memiliki mimpi, kamu memiliki mimpi buruk." Beberapa bendera pelangi yang berarti "Perdamaian" berkibar tertiup angin.
Tetapi pada saat tuguran dilakukan, poster dan bendera menghilang. Nada lebih religius telah mengambil alih. Para pemimpin dari pelbagai denominasi Kristen dan non Kristen bergabung kardinal, politisi, dan rakyat biasa untuk doa malam, himne, dan meditasi.
"Ini adalah kesuksesan, fakta bahwa kami semua ada di sini, Hindu, Kristen, Budha, atheis," kata seorang Hindu bernama Anata. Para peziarah "berusaha untuk berpuasa, tidak melakukan banyak hal, dan datang ke sini dari seluruh Italia dan Eropa. Ini sudah sukses."
Paus berusia 76 tahun itu memasuki alun-alun dari tangga basilika Santo Petrus. Dia berharap perdamaian hadir di Suriah dan di seluruh dunia melalui doa dan puasa. Hal ini disambut orang-orang Kristen denominasi lain, agama-agama lain, dan bahkan kaum ateis.
Tuguran berlangsung dengan doa, nyanyian, dan keheningan. Dimulai dengan penahtaan ikon Bunda Maria, Salus Populi Romani dan Ratu Perdamaian, karena hari berikutnya pada hari Minggu (8/9) adalah perayaan Kelahiran Bunda Maria. Kelahiran Bunda Maria adalah suatu hari raya yang sangat penting bagi umat Katolik, Ortodoks, dan Muslim.
Misteri Sukacita doa Rosario diucapkan berulang-ulang, dihantar dengan renungan singkat Santa Theresia dari Lisieux.
Setelah doa Maria , Paus memberi salam, diikuti adorasi Ekaristi. Adorasi diselingi dengan doa perdamaian Paus, pembacaan al Kitab dan Bapa-Bapa Gereja. Lima keluarga dari Suriah , Mesir, Tanah Suci, Amerika Serikat, dan Rusia tampil mempersembahkan wewangian.
Sebelumnya, Paus Fransiskus juga mendesak kekuatan dunia dalam pertemuan negara G 20 di Rusia untuk meninggalkan kesia-siaan solusi militer di Suriah. Dia juga menulis surat kepada Presiden Rusia Vladimir Putin dan negara G20 untuk mencegah serangan militer ke Suriah. Serangan ke Suriah menurutnya dapat menyebabkan ledakan wilayah itu dan membawa penderitaan lebih lanjut bagi orang-orang Timur Tengah . Dia juga sangat menganjurkan bahwa masyarakat internasional bangun dari inersia dan menerapkan konferensi perdamaian untuk Suriah. Sementara Paus Fransikus mengutuk penggunaan senjata kimia, dia juga menuntut agar Amerika Serikat meninggalkan semua kepura-puraan sia-sia solusi militer.
Editor : Bayu Probo
Jerman Berduka, Lima Tewas dan 200 Terluka dalam Serangan di...
MAGDEBURG-JERMAN, SATUHARAPAN.COM-Warga Jerman pada hari Sabtu (21/12) berduka atas para korban sera...